Tautan-tautan Akses

Ritus Penyaliban Kembali Digelar di Filipina Usai Jeda Pandemi


Dua pria digantung di kayu salib saat memperagakan kembali penderitaan Yesus Kristus sebagai bagian dari perayaan Jumat Agung di San Pedro Cutud, Provinsi Pampanga, Filipina utara, 30 Maret 2018. (Foto: AP)
Dua pria digantung di kayu salib saat memperagakan kembali penderitaan Yesus Kristus sebagai bagian dari perayaan Jumat Agung di San Pedro Cutud, Provinsi Pampanga, Filipina utara, 30 Maret 2018. (Foto: AP)

Seorang umat Katolik dipaku ke kayu salib untuk memeragakan penyaliban Yesus Kristus dalam rangka memperingati Jumat Agung (7/4) di Provinsi Pampanga, Filipina.

Ritus penyaliban secara teknis dilarang sejak awal pandemi COVID-19 di seantero Filipina, namun akhirnya dilanjutkan tahun ini.

“Saya senang (disalib) karena satu tahun telah berlalu dan keluarga saya masih berada dalam lindungan, sesuai doa yang selalu saya panjatkan setiap kali saya disalib,” ungkap Ruben Inaje, 62 tahun, yang telah disalib sebanyak 34 kali sebelumnya untuk peringatan tahunan itu.

Inaje diikat ke salib dengan menggunakan paku sepanjang dua inci yang dipalu ke tangan dan kakinya, sementara dua peserta lainnya hanya diikat ke salib dengan tali untuk menopang berat badan mereka.

Menurut pemerintah lokal, umat setempat telah mempraktikkan upacara penyaliban sejak tahun 1955. Selama masa Prapaskah, banyak umat di Filipina mempraktikkan penebusan dosa mereka dengan tradisi lama seperti penyaliban, pencambukan diri, puasa dan ziarah ke gereja. Ritual penyaliban diadakan selama Pekan Suci, sebuah perayaan selama delapan hari sejak Minggu Palma hingga Minggu Paskah.

Lebih dari 80% dari 94 juta penduduk Filipina menganut Katolik, menjadikannya satu-satunya negara Asia dengan mayoritas penduduk Katolik. [rd/ab]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG