Sebagai seorang remaja pada tahun 1969, Xi Jinping dibuang ke Liangjiahe, desa di Provinsi Shaanxi dimana dia dilahirkan. Satu-satunya kejahatannya adalah karena dia putra Xi Zhongxun, seorang pemimpin tingkat tinggi Partai Komunis yang disingkirkan setelah dia digambarkan dalam novel sejarah yang kontroversial (“Liu Zhidan”).
Wang Jianwei, seorang profesor kebijakan publik di Universitas Macau, mengatakan kepada VOA bahwa pengalaman tersebut membantu membentuk sikap Xi.
Tidak terpengaruh, Xi muda menjadi anggota Partai Komunis dan posisinya naik dengan cepat melalui tingkat daerah dan nasional, dan memuncak ketika dia terpilih sebagai wakil presiden tahun 2008.
Meskipun dengan kesulitan dan masalah yang dialami ayahnya, sebagian orang Tiongkok melihat Xi sebagai salah seorang yang disebut “pangeran-pangeran muda”, anak-anak pejabat tinggi Partai yang kesuksesan politik mereka sendiri ditolak secara luas.
Seperti banyak pejabat tinggi partai, Xi mengirim anak perempuannya belajar di Amerika Serikat di Universitas Harvard yang bergengsi.
Tapi tidak seperti para pendahulunya, dia tidak memiliki basis dukungan yang jelas dalam Partai Komunis yang berkuasa. David Lampton, seorang profesor di Universitas John Hopkins, mengatakan struktur kepemimpinan kolektif Tiongkok sulit berubah.
Ini adalah kunjungan kedua Xi Jinping di Amerika Serikat. Dia memimpin sebuah delegasi ke Iowa untuk meneliti pertanian dan pengembangbiakan ternak tahun 1985 pada waktu menjabat sebagai sekretaris daerah partai.