Pengungsi Rohingya mengatakan kepada utusan PBB yang meninjau penampungan mereka di Bangladesh pekan ini bahwa mereka mau pulang asalkan situasi aman dan jika diberi hak kewarganegaraan, kata PBB dalam pernyataannya, Selasa (17/7).
Seperti dilaporkan AFP, utusan PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, menemui pengungsi Muslim Rohingya di Cox Bazar selama kunjungan tiga hari di Bangladesh. Kunjungan berlangsung hanya beberapa minggu setelah melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Myanmar tentang krisis pengungsi itu.
“Burgener mendengar laporan dari pengungsi tentang kekejaman yang tidak dapat digambarkan yang terjadi di negara bagian Rakhine” menurut pernyataan PBB.
Di samping pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia, pengungsi mengatakan kepada Burgener tentang harapan mereka untuk bisa pulang jika keamanan untuk itu bisa dijamin dan mereka diberi kewarganegaraan.
Para pejabat urusan hak asasi manusia PBB telah mendokumentasikan semua tuduhan tentang pembantaian massal, perkosaan dan penghancuran desa-desa oleh militer Myanmar. Namun pemerintah Myanmar membantah hal tersebut.
Amerika, Inggris dan Perancis maupun PBB telah menyatakan operasi militer Myanmar itu sebagai pembersihan etnis.
Burgener mengatakan, Bangladesh membutuhkan banyak bantuan internasional untuk menangani pengungsi Rohingya dan mengatasi risiko tanah longsor akibat musim penghujan yang sejauh ini telah meminta korban 12 orang meninggal di dekat penampungan pengungsi itu.
Burgener akan menyampaikan laporan kunjungannya dalam sidang tertutup Dewan Keamanan PBB, Senin (23/7). [al]