Radio Sputnik yang didanai Moskow baru-baru ini membuka kantor perwakilanya di Washington, hanya beberapa blok dari Gedung Putih, dan memulai siarannya 1 Juli lalu.
Kehadiran jaringan radio ini menyusul eksistensi jaringan televisi Rusia berbahasa Inggris RT, yang sebelumnya dikenal sebagai Russia Today, yang telah beberapa tahun memiliki sebuah biro di Washington DC.
Kedua media itu telah menjaring pemirsa di Eropa dan berusaha memperluas jangkauannya ke bagian-bagian dunia yang lain. Kehadiran mereka juga mengundang reaksi marah dari pihak-pihak yang menganggap mereka perangkat propaganda Kremlin.
Peter Eltsov, dosen masalah keamanan internasional di National Defense University di North Carolina, diwawancara Sputnik di Beograd sewaktu berkunjung ke Serbia bulan lalu. Ia mengatakan, tidak diragukan pandangan Sputnik sangat dipengaruhi Kremlin.
"Sekedar pujian: mereka tidak menyela pembicaraan, mereka berbicara kepada Anda. Tapi pesan dan pertanyaan mereka seratus persen pro-Kremlin, khususnya dalam isu-isu menyangkut bekas Uni Soviet, Ukraina, Kaukasus, dan politik Eropa. Intinya persis seperti mendengarkan langsung pernyataan sekretaris pers Putin," ujar Peter Eltsov.
Eltsov mengatakan studio radio Sputnik di Beograd terlihat mewah dan terletak di pusat kota.
"Mereka mempunyai sebuah studio yang bagus di Beograd. Mereka didanai dengan sangat baik. Mereka terletak di kawasan kota tua yang disebut Stari Grad. Staff mereka memadai dan mampu berbicara dalam beberapa bahasa.”
Media-media yang disponsori pemerintah itu menjangkau pemirsanya melalui televisi kabel dan satelit, internet dan sosial media. Siaran jaringan televisi RT disampaikan melalui satelit dan kabel ke jutaan rumah di sekitar 100 negara.
Selain saluran berbahasa Inggrisnya, RT juga memiliki program–program dalam Bahasa Arab dan Spanyol. Baik Sputnik dan RT pernah dituduh melakukan praktik-praktik yang melanggar etika.
Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan, mereka berusaha mempengaruhi kampanye presiden Perancis dan berusaha mendukung saingannya, Marine Le Pen.
"Russia Today dan Sputnik berusaha menyebarkan pengaruh selama masa kampanye. Mereka berulangkali menyajikan berita yang bertentangan dengan fakta sebenarnya mengenai saya dan kampanye saya,” ujar Emmanuel Macron.
Namun para editor dan pembawa acara Sputnik mengatakan, tujuan mereka adalah menawarkan pandangan dan informasi yang tidak ditemukan di media berita yang sudah mapan.
RT telah mewawancara Presiden Suriah Bashar al-Assad dan politisi-politisi yang mengecam Uni Eropa, seperti Nigel Farage dari Inggris. Pendiri WikiLeaks Julian Assange pernah menjadi pembawa acara salah satu program RT di masa lalu. Salah satu tamu pertama Assange adalah Hassan Nasrallah, pemimpin kelompok teroris Hezbollah yang didukung Iran .
Tamu-tamu dan program-program yang mengundang kontroversi sepertimya menarik semakin banyak pemirsa di berbagai penjuru dunia. Eltsov mengatakan, kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang kecewa terhadap pemerintah mereka dan media yang sudah mapan. Ia mengatakan, tidak ada salahnya mendengarkan pandangan alternatif selama pemirsa mengetahui siapa yang mendanai media itu dan alasan-alasannya. [ab/uh]