Pejabat senior intelijen pertahanan Amerika hari Selasa (6/3) mengatakan bahwa selain Rusia, China juga berusaha mengembangkan senjata futuristik yang lebih cepat untuk menghadapi teknologi militer Amerika yang canggih dan mutakhir.
Letnan Jenderal Angkatan Darat Robert Ashley mengatakan kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat bahwa China mengembangkan rudal jelajah jarak jauh – yang sebagian mampu mencapai kecepatan supersonik. Dia mengatakan China juga sedang mengerjakan sebuah bomber dengan misi nuklir, yang akan memberi Beijing kemampuan triad nuklir untuk sistem persenjataan darat, udara, dan laut.
China dan Rusia merupakan ancaman terbesar dalam pengembangan kemampuan militer mutakhir.
Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin membuka tabir senjata strategis baru yang diklaimnya tidak dapat dicegat. Salah satunya adalah wahana luncur hipersonik, yang bisa terbang 20 kali lebih cepat dari kecepatan suara dan membuat maneuver-manuver tajam untuk menghindari deteksi oleh sistem pertahanan rudal.
“Perkembangan dalam propulsi hipersonik akan merevolusi peperangan dengan tersedianya kemampuan untuk mencapai target lebih cepat, pada jarak yang lebih jauh, dan dengan senjata yang lebih besar,” kata Jenderal Ashley.
“China juga mengembangkan hulu ledak rudal balistik yang semakin canggih dan wahana luncur hipersonik dalam upaya melawan sistem pertahanan rudal balistik,” tambahnya. [lt]