Dalam pernyataan yang dimuat dalam situs internet Kremlin, Putin menyebut serangan udara koalisi itu sebagai “tindak agresi terhadap pemerintah berdaulat” dan menuduh Amerika Serikat memperparah bencana kemanusiaan di Suriah yang dilanda perang.
Putin meminta rapat darurat Dewan Keamanan PBB untuk membicarakan serangan itu.
“Meruncingnya keadaan sekarang di Suriah telah sangat merusak seluruh sistem hubungan internasional,” kata Putin.
“Sejarah akan meletakkan apapun di tempatnya dan sejarah sudah meletakkan tanggung jawab yang berat pada Washington atas pembalasan berdarah terhadap Yugoslavia, Irak dan Libya,” imbuhnya.
Putin mengatakan para pakar militer Rusia sendiri telah meninjau tempat yang dituduh serangan senjata kimia di Douma dan tidak menemukan indikasi chlorine atau gas beracun lain.
“Tidak seorangpun penduduk setempat mengukuhkan adanya serangan kimia,” kata Putin.
Pemimpin Rusia itu juga mengeluh bahwa Amerika Serikat dan sekutunya telah gagal menunggu pemeriksaan inspektur dari Organisasi Pelarangan Senjata Kimia yang sekarang sudah berada di lapangan di Suriah.
Rusia telah sejak lama mengatakan bahwa semua senjata kimia yang disimpan sekutunya, pemimpin Suriah Bashar al-Assad telah dilenyapkan berdasarkan persetujuan tahun 2013 yang diperantarai Kremlin dengan pemerintahan Obama.
Setiap sisa senjata terlarang di Suriah, kata Kremlin, berada di tangan teroris atau pemberontak yang didukung Barat, yang sengaja menempatkan senjata kimia untuk merongrong pemerintahan Assad.
Para pejabat Rusia telah berkali-kali mengatakan bahwa tujuan serangan udara terbaru yang dipimpin Amerika adalah untuk menghambat Organisasi Pelarangan Senjata Kimia untuk melakukan tugasnya.
Walaupun Rusia melontarkan kecamannya, ada juga tanda-tanda diplomasi di belakang layar sedang berlangsung .
Dalam video yang dikeluarkan oleh Kedutaan Amerika di Moskow, Duta Besar John Huntsman mengatakan Amerika Serikat telah berkomunikasi dengan Rusia untuk mengurangi bahaya jatuhnya korban Rusia atau sipil. [gp]