MOSKOW —
Menteri Luar Ngeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan konflik berdarah di Suriah yang telah berlangsung lebih dari dua tahun tidak bisa diselesaikan lewat intervensi militer.
Menteri Luar Ngeri Rusia yang menyampaikan komentar itu dalam perundingan dengan Wakil Perdana Menteri Suriah Qadri Jamil mengatakan penting untuk mencari cara-cara lain guna menyelesaikan konflik tersebut.
Lavrov mengatakan, Rusia menganggap sangat penting untuk menggunakan setiap kesempatan guna bertukar ide dan pendapat mengenai bagaimana menghentikan perang saudara itu lewat proses politik.
Ia juga menghimbau kepada pemerintah Suriah dan oposisi agar bekerja sama menyingkirkan seluruh “teroris” dan “ekstremis” dari Suriah.
Rusia telah menjadi sekutu Suriah sejak era Soviet dan dianggap berperan penting dalam menyelesaikan konflik yang telah menewaskan sampai 100 ribu orang dan menyebabkan banyak lagi mengungsi.
Rusia menolak mendukung tiga putaran sanksi terhadap sekutu Timur Tengahnya itu dan berkeras bahwa bukan tugas DK PBB untuk mendesak penyingkiran pemerintahan manapun.
Rusia juga telah membuat marah negara-negara barat karena terus menjual senjata kepada Suriah. Presiden Rusia Vladimir Putin berkeras bahwa tidak satupun dari senjata itu bisa digunakan dalam perang saudara jadi Rusia tidak melanggar hukum internasional apapun.
Rusia berkeras bahwa dialog antara kedua pihak, pemerintah dan oposisi perlu bagi perdamaian. Rusia dan Amerika telah berusaha menyelenggarakan perundingan damai di Jenewa dalam upaya untuk mencapai gencatan senjata.
Menteri Luar Ngeri Rusia yang menyampaikan komentar itu dalam perundingan dengan Wakil Perdana Menteri Suriah Qadri Jamil mengatakan penting untuk mencari cara-cara lain guna menyelesaikan konflik tersebut.
Lavrov mengatakan, Rusia menganggap sangat penting untuk menggunakan setiap kesempatan guna bertukar ide dan pendapat mengenai bagaimana menghentikan perang saudara itu lewat proses politik.
Ia juga menghimbau kepada pemerintah Suriah dan oposisi agar bekerja sama menyingkirkan seluruh “teroris” dan “ekstremis” dari Suriah.
Rusia telah menjadi sekutu Suriah sejak era Soviet dan dianggap berperan penting dalam menyelesaikan konflik yang telah menewaskan sampai 100 ribu orang dan menyebabkan banyak lagi mengungsi.
Rusia menolak mendukung tiga putaran sanksi terhadap sekutu Timur Tengahnya itu dan berkeras bahwa bukan tugas DK PBB untuk mendesak penyingkiran pemerintahan manapun.
Rusia juga telah membuat marah negara-negara barat karena terus menjual senjata kepada Suriah. Presiden Rusia Vladimir Putin berkeras bahwa tidak satupun dari senjata itu bisa digunakan dalam perang saudara jadi Rusia tidak melanggar hukum internasional apapun.
Rusia berkeras bahwa dialog antara kedua pihak, pemerintah dan oposisi perlu bagi perdamaian. Rusia dan Amerika telah berusaha menyelenggarakan perundingan damai di Jenewa dalam upaya untuk mencapai gencatan senjata.