Rusia sudah lama menghimbau kedua pihak berunding untuk menurunkan ketegangan mengenai program nuklir dan misil Korea Utara yang sudah bertahun-tahun bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB. Kesediaan Rusia merintis jalan untuk meredakan ketegangan sudah cukup jelas, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam keterangan lewat telepon kepada wartawan.
Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov hari Senin (25/12) mengimbau Washington dan Pyongyang agar mulai berunding dengan mengatakan Rusia siap memfasilitasi perundingan dimaksud.
Walaupun diplomat-diplomat Amerika mengatakan mereka menghendaki penyelesaian diplomatik, Presiden Donald Trump sudah menandaskan Pyongyang mesti komit menghentikan program senjata nuklirnya sebelum perundingan bisa dimulai.
Lewat pembicaraan telepon, Lavrov memberitahu menteri luar negeri Amerika Rex Tillerson hari Selasa bahwa ‘ucapan-ucapan Washington yang agresif’ disertai peningkatan kehadiran militernya di semenanjung Korea tidak dapat diterima. Perlunya segera memasuki proses berunding dari mengenakan sanksi jelas sangat penting, kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.
Dewan Keamanan PBB hari Jumat dengan suara bulat menjatuhkan sanksi baru terhadap Korea Utara sebagai jawaban atas ujicoba peluru kendali balistik yang dilakukan Korea Utara. Korea Utara menyebut sanksi baru itu sebagai tindakan perang dan sama dengan blokade ekonomi penuh. [al]