Duta besar Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin, mengungkapkan rancangan resolusi itu ke Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara.
Ia juga mengatakan, rancangan resolusi itu juga mendesak pemerintah Suriah untuk mengakhiri penindasan terhadap mereka yang menggunakan hak kebebasan berpendapat, berkumpul secara damai dan berorganisasi.
Rusia dan Tiongkok sebelumnya menghalangi usaha-usaha membuat resolusi.
Negara-negara Barat yang menjadi anggota Dewan Keamanan, yang selama ini mengusahakan langkah yang keras terhadap pemerintah Presiden Bashar al-Assad, menyambut langkah itu, namun mereka mengatakan, resolusi itu tidak memadai karena tidak menuntut penjatuhan sanksi.
Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton mengatakan, usulan Rusia itu tidak bisa diterima, namun bisa dijadikan dasar negosiasi.
Duta besar Perancis Gerard Araud mengatakan, rancangan baru resolusi Rusia itu muncul setelah adanya penjelasan mengejutkan mengenai situasi di Suriah dari kepala urusan HAM PBB Navi Pillay.
PBB memperkirakan, sekitar 5.000 orang tewas selama sembilan bulan terakhir. Usulan Rusia juga menekankan, tidak ada satupun dari resolusi itu yang dapat diinterpretasikan sebagai otorisasi campur tangan militer di Suriah oleh pihak manapun.