Suriah telah menyetujui perjanjian dengan Liga Arab untuk mengijinkan masuknya sejumlah pengamat, sementara aktivis HAM mengatakan pasukan keamanan menewaskan puluhan pembelot militer di bagian barat laut negara itu.
Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Mekdad, menandatangani perjanjian itu hari Senin di ibukota Mesir, Kairo, dalam aksi kekerasan yang telah berlangsung sembilan bulan yang menurut PBB telah menewaskan setidaknya 5.000 orang.
Liga Arab ingin mengirim pengamat untuk memastikan apakah pemerintah menjalankan kesepakatan bahwa pasukan keamanan telah menghentikan penyerangan terhadap demonstran anti-pemerintah.
Liga Arab menangguhkan keanggotaan Suriah dan menerapkan sanksi-sanksi diplomatik dan ekonomi bulan lalu untuk menekannya agar menerima rencana perdamaian. Suriah menuntut perubahan dalam perjanjian itu dan mengatakan usul misi pengawasan akan melanggar kedaulatannya.
Sekutu terdekat Suriah, Iran, hari Senin mengatakan mendukung keputusan Presiden Bashar al-Assad untuk menjalankan rencana Liga Arab.
Sementara itu, aktivis HAM mengatakan pasukan keamanan hari Senin menyerang pembelot militer yang meninggalkan pangkalan mereka di propinsi Idlib dan menewaskan puluhan orang. Salah satu korban selamat mengatakan kepada Syrian Observatory for Human Rights bahwa sekitar 60 hingga 70 orang tewas.
Laporan ini tidak bisa diverifikasi secara independen karena Suriah tidak mengijinkan wartawan asing bergerak bebas di negara itu.
