Rusia hari Selasa (24/10) memveto resolusi PBB untuk memperluas mandat bagi tim penyelidiki guna mengawasi penggunaan senjata kimia di Suriah.
Penyelidikan oleh tim PBB dan Organisasi Larangan Senjata Kimia OPCW yang disebut sebagai “Joint Investigative Mechanism” JIM. Langkah Rusia membubarkan JIM itu dilakukan ketika satuan tugas itu sedang mempersiapkan laporan tentang serangan terhadap kota Khan Sheikhoun April lalu, yang diduga dilakukan oleh pemerintah Suriah.
Mandat JIM dijadwalkan berakhir pada pertengahan November, sementara laporan itu dijadwalkan akan dirilis sebelum hari Kamis (26/10).
Rusia mengatakan mereka sedianya ingin membahas laporan itu sebelum memberikan suara tentang perpanjangan mandat tersebut, namun Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia gagal menunda pemunguatan suara tersebut.
Nebenzia menuduh anggota PBB lainnya berupaya “memojokkan dan mencemarkan nama baik Rusia” dengan mengajukan pemungutan suara. “Apa yang terjadi hari ini tidak terlalu menyenangkan,” ujar Nebenzia. “Faktanya ini buruk,” tambahnya.
Duta Besar Amerika Untuk PBB Nicky Halley dalam sebuah pernyataan tertulis mengatakan veto Rusia “sekali lagi” menunjukkan bahwa Rusia berpihak pada “diktator dan teroris yang menggunakan senjata ini.”
“Dengan menolak perpanjangan mandat JIM – sebuah badan independen dan murni – Rusia telah membuktikan bahwa pihaknya
tidak peduli dengan penghentian penggunaan senjata kimia di seluruh dunia,” tambah Haley.
Sedikitnya 87 orang tewas dalam serangan terhadap kota Khan Sheikhoun, yang menimbulkan kecaman internasional dan tanggapan militer Amerika terhadap pangkalan udara Suriah dimana serangan kimia itu diluncurkan.
Bulan lalu penyidik PBB mengatakan telah memiliki bukti bahwa serangan itu berasal dari angkatan udara Suriah. Rusia menolak klaim itu dan mengatakan serangan itu kemungkinan besar berasal dari ledakan bom. [em/jm]