Berusaha menyaingi teknologi AS, China meluncurkan drone dan pesawat tanpa pilot yang dilengkapi dengan senapan AK-47 ke pasaran. Pesawat tanpa awak yang baru itu menambah armada China yang telah beraksi di pertempuran di Timur Tengah.
Drone tempur tampak dipamerkan di antara jet tempur, ruda, dan perangkat keras militer lainnya dalam pameran dirgantara terbesar di China, Airshow China, kantor berita AFP melaporkan, Jumat (9/11).
Drone dengan sayap delta tampak menarik banyak perhatian, menyoroti produksi pesawat nir awak canggih buatan China yang makin berkembang untuk menyaingi armada militer raksasa milik AS.
Pesawat nir awak CH-7 berwarna abu-abu, yang diluncurkan di pameran tersebut, memiliki panjang sebesar lapangan tenis dengan lebar sayap 22 meter. Pesawat ini dapat terbang dengan kecepatan lebih dari 800 km per jam dan pada ketinggian 13.000 meter.
“Kami yakin dengan produk ini klien akan cepat menghubungi kami,” kata Shi Wen, kepala teknik drone seri Caihong (pelangi) di Aerospace Science and Technology Corp. (CASC), seperti dikutip dari AFP.
Penerbangan perdana CH-7 dijadwalkan pada akhir tahun depan.
CASC memiliki klien di sekitar 10 negara, kata Shi kepada AFP. Shi enggan menyebutkan siapa saja klien CASC. [vp/ft]
