China telah menyalip Jerman menjadi eksportir senjata terbesar ketiga di dunia, meski hanya mencakup 5 persen dari pangsa pasar dunia dibandingkan 58 persen ekspor dari AS dan Rusia, menurut sebuah studi terbaru.
Bagian China dalam pangsa pasar senjata global naik 143 persen selama 2010-2014, periode dimana volume total transfer senjata global meningkat 16 persen selama lima tahun sebelumnya, menurut laporan dari Lembaga Riset Perdamaian Internasional Stockholm yang dirilis Senin (16/3).
Bagiannya dalam pasar dunia naik dari 3 persen pada periode 2009-2014, ketika China masih menduduki posisi ke-9 diantara para eksportir pesawat perang, kapal laut dan senjata, menurut institut yang dikenal sebagai SIPRI tersebut.
Data itu menunjukkan peningkatan kekuatan industri senjata domestik China, yang sekarang ini memproduksi jet tempur generasi keempat, kapal perang kecil (fregat) untuk angkatan laut dan aneka ragam senjata lebih kecil yang murah, sederhana dan dapat diandalkan untuk digunakan dalam konflik-konflik di seluruh dunia.
China telah menjadi importir besar senjata dunia, terutama dari Rusia dan Ukraina, namun ekonominya yang tumbuh pesat dan peniruan teknologi asing telah membalikkan tren tersebut, kecuali untuk rancangan yang paling canggih seperti mesin pesawat terbang.
China memasok senjata ke 35 negara, terutama Pakistan, Bangladesh dan Myanmar.
Penjualan China termasuk kendaraan lapis baja dan pesawat transportasi serta pelatihan ke Venezuela, fregat ke Algeria, rudal anti-kapal ke Indonesia dan kendaraan udara tempur, atau pesawat tanpa awak, ke Nigeria, yang sedang memerangi pemberontakan Boko Haram di bagian utara.