Kelompok ISIS telah mengumpulkan jutaan dolar uang tebusan dari kelompok Kristen-Asiria yang diculiknya di Suriah satu tahun lalu, demikian menurut beberapa pejabat Kristen dan sebuah kelompok oposisi hari Senin (22/2) Sejauh ini sudah 230 sandera yang dibebaskan.
Pembebasan itu mengakhiri kisah suram selama satu tahun penuh bagi warga Kristen – yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak – yang anggota keluarganya diculik dan tidak pernah terdengar kabar apapun dari mereka.
Younan Talia dari Assyrian Democratic Organization mengatakan kepada Associated Press, sekitar 40 sandera dibebaskan Senin pagi dan tiba di bagian timur laut kota Tal Tamr. Ditambahkannya pembebasan itu dilakukan setelah dimediasi oleh seorang Pastur Asiria terkemuka di bagian utara Suriah.
Kelompok ekstremis itu menangkap warga Asiria – yang merupakan anggota kelompok Kristen lama – bulan Februari lalu setelah mendatangi beberapa komunitas di bagian selatan Sungai Khabur di timur laut propinsi Hassakeh.
Menculik untuk mendapat uang tebusan adalah sumber pendapatan utama ISIS, yang dalam beberapa tahun ini telah menculik sejumlah wartawan dan pekerja bantuan, membebaskan beberapa sandera dengan uang tebusan dalam jumlah besar dan membunuh lainnya.
Bulan November lalu ISIS mengatakan telah membunuh seorang warga Norwegia dan seorang warga China, setelah dua bulan sebelumnya menuntut uang tebusan untuk membebaskan mereka.
Talia mengatakan ISIS menuntut uang tebusan sebesar 18 juta dolar bagi pembebasan warga Kristen-Asiria. Ditambahkannya, jumlah uang tebusan itu kemudian diturunkan setelah beberapa kali perundingan. Ia tidak tahu pasti jumlah uang tebusan yang akhirnya disepakati.
Osama Edward – Direktur Assyrian Human Rights Network yang berkantor di Stockholm mengatakan 42 warga Kristen – terutama perempuan dan anak-anak – telah dibebaskan. Kelompok pemantau HAM Suriah yang berkantor di London mengatakan 17 dari 42 yang dibebaskan itu adalah perempuan. [em/ii]