Presiden AS Donald Trump semakin bergantung pada pelaksanaan sanksi-sanksi ekonomi untuk mencapai tujuan politik luar negerinya. Ia bahkan mengatakan, penggunaan kekuatan militer adalah pilihan yang mungkin diambil. Tapi, dalam hubungan dengan tiga negara penting yang dikenai sanksi, pendekatan Trump itu belum membawa hasil yang diinginkan dan justru membuat Amerika bertentangan dengan sekutu-sekutunya.
Di Venezuela, demonstran oposisi terdorong oleh dukungan internasional untuk menggulingkan presiden Nicolas Maduro. Dukungan itu termasuk sanksi-sanksi Amerika atas industri minyak Venezuela dan pengakuan Juan Guaido sebagai presiden sementara oleh Amerika dan sekitar 50 negara lainnya. Tapi sedemikian jauh Maduro terus bisa bertahan.
Kecuali menggunakan kekuatan militer, kata para analis, tidak banyak cara lain yang bisa diambil oleh pemerintahan Trump untuk memaksakan perubahan politik di Venezuela.
Richard Weitz dari Hudson Institute mengatakan, “Karena dananya terbatas, kemungkinan hasilnya juga akan terbatas. Tapi kita bisa menggunakan dana lebih besar dan mencapai hasil yang lebih berarti, kalau kita menyerbu negara-negara itu, mengubah pemerintahan mereka dan memaksa mereka menggunakan kebijakan yang kita inginkan.”
Hari Selasa lalu, Presiden Trump mengancam akan melakukan embargo ekonomi terhadap Kuba karena dituduh mendukung Maduro dengan mengirim 20,000 tentara.
Ancaman ini menyusul sanksi-sanksi yang diumumkan belum lama ini terhadap Kuba yang memungkinkan perusahaan Amerika mengajukan tuntutan hukum atas perusahaan-perusahaan internasional di Eropa dan Kanada yang mengambil-alih perusahaan Amerika yang disita oleh pemerintahan Fidel Castro 60 tahun yang lalu.
Tim keamanan Trump belum lama ini memperingatkan akan mengenakan sanksi atas sejumlah negara apabila mereka terus membeli minyak dari Iran. Sanksi-sanksi ini agaknya berhasil menekan sekutu Amerika untuk memperkuat tekanan atas Iran supaya menghentikan program nuklir dan mendukung kelompok-kelompok militan di Timur Tengah.
Kata Richard Weitz lagi, “Ancaman sanksi-sanksi itu telah memaksa negara Eropa untuk tidak lagi berhubungan dagang dengan Iran. Walaupun pemerintah mereka jelas-jelas menentang kebijaksanaan Presiden Trump, mereka tidak mengambil langkah-langkah yang tegas untuk menentang Amerika.”
Sanksi-sanksi pimpinan Amerika atas Korea Utara kemungkinan telah mengakibatkan Korea Utara menghentikan percobaan nuklir dan misil balistiknya, dan sepakat untuk mengadakan perundingan tentang denuklirisasi. Tapi perundingan macet karena Amerika mendesak supaya Korea Utara menghentikan sama sekali program nuklirnya apabila ingin supaya sanksi-sanksi ekonomi dicabut atau dikurangi.
Meskipun sanksi-sanksi bisa menambah beban ekonomi pada negara tertentu, para analis skeptis cara itu akan bisa memaksakan perubahan besar, dan sanksi-sanksi itu akan kehilangan kekuatannya karena negara yang bersangkutan meningkatkan cara-cara untuk menghindari sanksi itu. (ii)