Sebagian besar pemandu pendakian Gunung Everest dari suku Sherpa Nepal telah memutuskan untuk meninggalkan gunung selama sisa musim pendakian, yang telah dijadwalkan akan berlangsung sampai akhir Mei. Hal ini telah menimbulkan ketidakpastian di antara para pendaki gunung di kamp pangkalan mengenai apa yang akan terjadi berikut.
Tindakan pemandu itu diambil menyusul bencana salju longsor maut Jumat (18/4) yang menewaskan 16 orang Sherpa ketika mereka berusaha memperbaiki tali dan meretakkan salju dan es untuk membuka jalan bagi para pendaki asing.
Sebelumnya Selasa, pemerintah Nepal tampak menyetujui sebagian tuntutan pemandu Sherpa itu ketika diancam dengan pemboikotan, seperti mengadakan dana pertolongan bagi mereka yang tewas atau cedera dalam kecelakaan pendakian. Tetapi, dana tersebut tidak mencukupi tuntutan suku Sherpa itu.
Setelah salju longsor itu, pemerintah mengatakan pemerintah akan membayar para keluarga setiap Sherpa yang meninggal kira-kira US$415. Sherpa mengatakan mereka patut memperoleh jauh lebih besar, dan menuntut lebih banyak uang asuransi, bantuan keuangan yang lebih besar bagi keluarga korban dan peraturan baru yang akan menjamin hak pendaki.
Tindakan pemandu itu diambil menyusul bencana salju longsor maut Jumat (18/4) yang menewaskan 16 orang Sherpa ketika mereka berusaha memperbaiki tali dan meretakkan salju dan es untuk membuka jalan bagi para pendaki asing.
Sebelumnya Selasa, pemerintah Nepal tampak menyetujui sebagian tuntutan pemandu Sherpa itu ketika diancam dengan pemboikotan, seperti mengadakan dana pertolongan bagi mereka yang tewas atau cedera dalam kecelakaan pendakian. Tetapi, dana tersebut tidak mencukupi tuntutan suku Sherpa itu.
Setelah salju longsor itu, pemerintah mengatakan pemerintah akan membayar para keluarga setiap Sherpa yang meninggal kira-kira US$415. Sherpa mengatakan mereka patut memperoleh jauh lebih besar, dan menuntut lebih banyak uang asuransi, bantuan keuangan yang lebih besar bagi keluarga korban dan peraturan baru yang akan menjamin hak pendaki.