Sekjen NATO Mark Rutte pada hari Senin (13/1) kepada Uni Eropa mengatakan agar tidak menciptakan hambatan yang akan menghalangi perusahaan-perusahaan dari anggota NATO di luar Uni Eropa ikut serta dalam mengembangkan industri pertahanannya.
Komisi Eropa, badan eksekutif Uni Eropa, tahun lalu mengusulkan pengeluaran sebesar 1,5 miliar euro untuk memberikan insentif kepada negara-negara agar bersama-sama membeli dari perusahaan-perusahaan Eropa dan mendorong industri untuk meningkatkan kapasitasnya. Negara-negara Uni Eropa belum menyepakati berapa banyak dari dana tersebut yang harus dicadangkan untuk perusahaan-perusahaan Uni Eropa.
“Kita harus menghindari membuat hambatan-hambatan baru di antara para sekutu yang hanya akan meningkatkan biaya, mempersulit produksi, dan menghambat inovasi,” ujar Sekretaris Jenderal NATO.
“Melibatkan Sekutu non-Uni Eropa dalam upaya industri pertahanan Uni Eropa saya yakin sangat penting bagi keamanan Eropa,” katanya. “Kerja sama industri pertahanan trans-Atlantik membuat kita semua lebih kuat.”
Meskipun mayoritas negara Uni Eropa merupakan bagian dari NATO, beberapa anggota utama aliansi militer itu, termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan Turki, bukan anggota Uni Eropa.
“Pada saat Rusia, China, Korea Utara dan Iran meningkatkan kerja sama industri pertahanan mereka ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, menciptakan hambatan baru di antara para sekutu akan menjadi tindakan yang merugikan diri sendiri" kata Rutte. [my/jm]
Forum