Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, Minggu (12/6) mengatakan Turki memiliki "keprihatinan yang sah" terkait terorisme dan masalah lain, yang perlu ditanggapi dengan serius.
Turki menuduh Finlandia dan Swedia mendukung militan Kurdi dan mengatakan tidak akan mendukung kedua negara Nordik (Atlantik utara) itu bergabung dengan NATO sampai mereka mengubah kebijakannya.
Berbicara pada konferensi pers bersama Presiden Finlandia Sauli Niinisto, Stoltenberg menekankan, "Tidak ada sekutu NATO lain yang mengalami lebih banyak serangan teroris daripada Turki" dan menunjukkan lokasi geografisnya yang strategis dengan tetangganya seperti Irak dan Suriah.
"Ini adalah kekhawatiran yang sah. Ini mengenai terorisme, tentang ekspor senjata," kata Stoltenberg.
"Kita harus mengatasi masalah keamanan semua sekutu, termasuk kekhawatiran Turki tentang kelompok teroris PKK," tandasnya.
Ia berbicara di kediaman musim panas kepresidenan Finlandia, Kultaranta di Finlandia barat.
Setelah selama beberapa dekade tidak bergabung dalam aliansi militer, perang Rusia di Ukraina mendorong Finlandia dan Swedia mendaftar bergabung dengan NATO pada Mei. Meski demikian Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, menuduh negara-negara Nordik itu mendukung militan Kurdi yang dianggap Turki sebagai teroris dan memveto masuknya Finlandia dan Swedia dalam aliansi 30-anggota itu.
"Ketika sekutu penting seperti Turki menyampaikan keprihatinan tentang terorisme, maka tentu saja kita harus duduk dan menanggapinya dengan serius. Dan itulah yang kita lakukan," kata Stoltenberg.
Tuntutan dari Ankara kepada Helsinki dan Stockholm itu juga termasuk mencabut larangan-larangan ekspor senjata ke Turki dan mengekstradisi anggota organisasi Kurdi tertentu yang menentang pemerintah Erdogan. [my/lt]