Sekjen PBB Ban Ki-moon mendesak pemerintah negara-negara agar menghentikan pengiriman senjata ke Suriah, dengan mengatakan senjata itu hanya menambah penderitaan.
Ban mengatakan kepada majelis Umum PBB di New York hari Selasa bahwa mempersenjatai tentara Suriah dan pemberontak meningkatkan risiko akibat yang tidak dimaksudkan sementara pertempuran menyebar.
Rusia sudah lama sebagai pemasok senjata kepada pemerintah Suriah, sementara Qatar, Arab Saudi dan Turki mengirim senjata kepada pihak oposisi.
Ban mengatakan sudah waktunya bagi anggota-anggota PBB untuk mempersatukan usaha mereka untuk menghentikan kekerasan dan mendatangkan solusi politik ke Suriah.
Ia juga mengatakan keadaan kemanusiaan di Suriah sangat gawat dan semakin buruk. Ban mengatakan kepada para diplomat bahwa usaha PBB untuk membantu pengungsi Suriah sangat kekurangan dana dan hanya separuh dari jumlah uang yang dibutuhkan telah disumbang sebegitu jauh.
Sementara itu, para aktivis mengatakan pasukan Suriah menewaskan paling sedikit 19 orang, termasuk tujuh anak-anak, ketika mereka menggempur daerah-daerah yang dikuasai pemberontak di ibukota perdagangan, Aleppo.
Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris mengatakan hari Rabu bahwa 10 warga sipil tewas di daerah Bustan al-Qasr sementara sembilan jenazah, termasuk jenazah anak-anak, ditemukan di daerah Marjeh dan Hanano.
Organisasi-organisasi oposisi lainnya mengatakan jumlah yang tewas di kota strategis di utara itu sebanyak 43 orang, termasuk perempuan dan anak-anak. VOA tidak dapat mengukuhkan peristiwa di Suriah karena pemerintah sangat membatasi akses bagi wartawan internasional.
Para pejuang pemberontak tanggal 20 Juli membuka front baru dalam konflik di Suriah dengan melancarkan serangan terhadap Aleppo. Sejak itu, pasukan Suriah telah mengusir mereka dari beberapa kawasan, termasuk salah satu kubu utama mereka Salaheddin, tetapi pemberontak masih melakukan perlawanan.
Ban mengatakan kepada majelis Umum PBB di New York hari Selasa bahwa mempersenjatai tentara Suriah dan pemberontak meningkatkan risiko akibat yang tidak dimaksudkan sementara pertempuran menyebar.
Rusia sudah lama sebagai pemasok senjata kepada pemerintah Suriah, sementara Qatar, Arab Saudi dan Turki mengirim senjata kepada pihak oposisi.
Ban mengatakan sudah waktunya bagi anggota-anggota PBB untuk mempersatukan usaha mereka untuk menghentikan kekerasan dan mendatangkan solusi politik ke Suriah.
Ia juga mengatakan keadaan kemanusiaan di Suriah sangat gawat dan semakin buruk. Ban mengatakan kepada para diplomat bahwa usaha PBB untuk membantu pengungsi Suriah sangat kekurangan dana dan hanya separuh dari jumlah uang yang dibutuhkan telah disumbang sebegitu jauh.
Sementara itu, para aktivis mengatakan pasukan Suriah menewaskan paling sedikit 19 orang, termasuk tujuh anak-anak, ketika mereka menggempur daerah-daerah yang dikuasai pemberontak di ibukota perdagangan, Aleppo.
Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris mengatakan hari Rabu bahwa 10 warga sipil tewas di daerah Bustan al-Qasr sementara sembilan jenazah, termasuk jenazah anak-anak, ditemukan di daerah Marjeh dan Hanano.
Organisasi-organisasi oposisi lainnya mengatakan jumlah yang tewas di kota strategis di utara itu sebanyak 43 orang, termasuk perempuan dan anak-anak. VOA tidak dapat mengukuhkan peristiwa di Suriah karena pemerintah sangat membatasi akses bagi wartawan internasional.
Para pejuang pemberontak tanggal 20 Juli membuka front baru dalam konflik di Suriah dengan melancarkan serangan terhadap Aleppo. Sejak itu, pasukan Suriah telah mengusir mereka dari beberapa kawasan, termasuk salah satu kubu utama mereka Salaheddin, tetapi pemberontak masih melakukan perlawanan.