Sekretaris Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon mengusulkan pasukan penjaga perdamaian berkekuatan 12 ribu orang untuk Republik Afrika Tengah, tempat kekerasan antar golongan agama berkecamuk dengan tak terkendali.
Dalam laporan kepada Dewan Keamanan PBB Senin (3/3), Ban mengatakan mandat pasukan itu pada awalnya harus dipusatkan pada perlindungan warga sipil.
Ban sebelumnya telah mengatakan bahwa ia prihatin kekerasan di Republik Afrika Tengah dapat mengakibatkan negara itu terbagi.
Sudah ada enam ribu tentara Uni Afrika di negara itu bersama dua ribu tentara Perancis. Uni Eropa telah berjanji akan mengirim seribu tentara lagi.
Ban mengatakan PBB akan memerlukan waktu enam bulan untuk mempersiapkan pengerahan operasinya.
Republik Afrika Tengah terjerumus ke dalam kekacauan setahun lalu ketika pemberontak Seleka yang sebagian besar Muslim menggulingkan presiden dan seterusnya melakukan amukan pembunuhan dan penjarahan.
Sebagai balasan, kelompok-kelompok Kristen dan animis yang disebut anti-Balaka, telah bangkit dan melakukan serangan, dan memaksa puluhan ribu Muslim melarikan diri dari rumah mereka.
Dalam laporan kepada Dewan Keamanan PBB Senin (3/3), Ban mengatakan mandat pasukan itu pada awalnya harus dipusatkan pada perlindungan warga sipil.
Ban sebelumnya telah mengatakan bahwa ia prihatin kekerasan di Republik Afrika Tengah dapat mengakibatkan negara itu terbagi.
Sudah ada enam ribu tentara Uni Afrika di negara itu bersama dua ribu tentara Perancis. Uni Eropa telah berjanji akan mengirim seribu tentara lagi.
Ban mengatakan PBB akan memerlukan waktu enam bulan untuk mempersiapkan pengerahan operasinya.
Republik Afrika Tengah terjerumus ke dalam kekacauan setahun lalu ketika pemberontak Seleka yang sebagian besar Muslim menggulingkan presiden dan seterusnya melakukan amukan pembunuhan dan penjarahan.
Sebagai balasan, kelompok-kelompok Kristen dan animis yang disebut anti-Balaka, telah bangkit dan melakukan serangan, dan memaksa puluhan ribu Muslim melarikan diri dari rumah mereka.