Sehari setelah Facebook menutup 32 akun media sosial palsu penyebar pesan-pesan yang memecah belah secara politik, para anggota parlemen AS diperingatkan bahwa upaya Rusia untuk membingungkan dan mempolarisasi rakyat Amerika sama kuat dan merusaknya sebagaimana sebelumnya.
Kurang dari 100 hari menjelang pemilihan sela di AS, para peneliti siber dan media sosial menyampaikan kewaspadaan.
John Kelly CEO Graphika mengatakan, "Manipulasi Rusia tidak berhenti pada tahun 2016. Setelah Hari Pemilihan, pemerintah Rusia meningkatkan aktivitasnya."
Kilas berita Facebook mengukuhkan bahwa masalah masih berlanjut.
Senator Mark Warner anggota Komisi Intelijen Senat dari Partai Demokrat mengatakan, "Operasi yang didukung Rusia terus menyusup dan memanipulasi media sosial untuk membajak percakapan nasional dan mengadu warga Amerika ."
((SEN. RICHARD BURR, REPUBLICAN, INTELLIGENCE COMMITTEE))
“Media sosial adalah ranah publik modern dan tu digunakan untuk memecah kita,” ujar Senator Richard Burr.
Anggota Kongres pada sidang dengar komite itu juga menyampaikan rasa frustrasi.
“Kita memberlakukan sanksi terhadap Rusia. Tampaknya itu tidak memberi pengaruh jika menyangkut aktivitas semacam ini," tukas Senator Susan Collins.
Komite itu mengumumkan para eksekutif media sosial bulan depan akan memberi kesaksian mengenai langkah-langkah yang diambil untuk memerangi kampanye pengaruh asing.
Senator Mark Warner menambahkan, "Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan Facebook, Instagram, Twitter, Google, dan YouTube."
Tapi apakah itu cukup?
Renee Diresta Direktur Riset New Knowledge mengatakan, “Platform media sosial tidak bisa dan seharusnya bukan satu-satunya pembela tunggal demokrasi dan wacana publik. Jadi, kami merekomendasikan tindakan segera untuk mengidentifikasi dan menghilangkan kampanye pengaruh jahat dan mendidik masyarakat sebagai persiapan untuk pemilihan 2018. ”
Setelah penyelidikan Rusia selama setahun lebih, para anggota parlemen mengatakan mereka mengetahui jelas apa yang dilakukan Rusia.
"Ini tidak lebih dari perang informasi, ini hanyalah jenis peperangan lain untuk melemahkan musuh, dan begitulah pandangan Vladimir Putin terhadap Amerika," tukas Senator Marco Rubio.
Rubio sebelumnya ikut merancang RUU yang memicu sanksi lebih jauh terhadap Rusia jika laporan intelijen AS mendapati Rusia campur tangan dalam pemilihan sela bulan November. [my]