China memperingatkan Amerika Serikat bahwa setiap persetujuan perdagangan dan kegiatan usaha antara kedua negara "tidak akan mulai berlaku" kalau ancaman Presiden Donald Trump menaikkan bea impor dan langkah lain terhadap China dilaksanakan.
Peringatan itu dikeluarkan setelah Menteri Perdagangan Amerika Wilbur Ross dan Wakil Perdana Menteri China Liu He mengakhiri babak baru pembicaraan di Beijing hari Minggu (3/6) yang bertujuan untuk menyelesaikan sengketa perdagangan, dimana Beijing berjanji untuk memperkecil surplus perdagangannya.
Ross mengatakan pada awal pembicaraan di Wisma Tamu Negara Diaoyutai kedua pejabat telah membicarakan barang ekspor Amerika tertentu yang mungkin akan dibeli oleh China, tetapi pembicaraan berakhir tanpa pernyataan bersama dan tidak ada dari kedua pihak yang mengeluarkan keterangan lebih jauh.
Utusan China sebelumnya telah berjanji setelah pertemuan tingkat tinggi yang terakhir di Washington pertengahan Mei yang lalu untuk membeli lebih banyak hasil pertanian dan produk energi Amerika.
Ross disertai oleh pejabat pertanian, keuangan, dan perdagangan.
Delegasi China termasuk gubernur bank sentral dan menteri perdagangan China.
Tidak ada indikasi apakah pembicaraan itu juga akan membicarakan keluhan Amerika bahwa Beijing mencuri rahasia atau menekan perusahaan-perusahaan asing.
Presiden Donald Trump sedang mengancam akan menaikkan bea atas sampai $150 milyar barang impor dari China.
Gedung Putih mengeluarkan ancaman lagi pekan lalu untuk menaikkan bea impor atas $50 milyar barang yang berhubungan dengan teknologi yang diimpor dari China, karena sengketa perdagangan itu. [gp]