DAKAR —
Suara tembakan bisa terdengar selagi penduduk Gao berbicara kepada VOA melalui telepon Kamis pagi. Seorang laki-laki mengatakan tembakan senapan mesin dan meriam “menggelegar” ke seluruh kantor wali kota di pusat kota.
Penduduk mengatakan pertempuran dimulai Rabu malam sekitar pukul 11.30 waktu setempat, ketika sebagian kelompok militan bersenjata menyerang posisi-posisi di Gao tengah. Serangan bersenjata terus berlangsung sampai Kamis pagi. Kantor berita Perancis melaporkan gedung pengadilan utama kota itu terbakar.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Mali Letnan Kolonel Diarran Koné mengatakan Gao berhasil diamankan, tetapi masih ada “kantung-kantung yang tidak aman.” Berbicara kepada VOA melalui telepon, ia mengatakan militer berhasil mengamankan wilayah utara, walaupun teroris terus menyerang, tetapi militer berhasil menangkisnya.
Seorang laki-laki mengatakan kelompok Muslim militan itu tidak bisa masuk ke Gao kalau mereka tidak punya kaki tangan.
Penduduk Gao lainnya, yang tidak mau disebut namanya, mengatakan banyak keluarga tertahan di rumah menunggu sampai pertempuran usai.
Ia mengatakan, hari ini jika kita sudah tidak punya apa pun untuk dimakan, kita akan kelaparan. Serangan bersenjata itu tidak ada hentinya. Orang tidak punya pilihan kecuali tinggal di rumah, katanya.
Penduduk Gao mengatakan setelah menutup seluruh jalan ke kota Gao, pasukan pemerintah membuka beberapa jalan hari Rabu, termasuk jalan ke Bourem, kota di kawasan Gao. Namun hal ini tidak bisa dikonfirmasi dengan pejabat-pejabat Mali.
Sejak pasukan Mali dan Perancis merebut kembali Gao dari kelompok Muslim militan bulan Januari, di kota itu sering terjadi pemboman bunuh diri dan pertempuran di jalan karena kelompok ekstremis terus menyerang.
Pasukan Perancis masih berada di Mali saat ini, namun Perancis berencana menarik pasukannya setelah pasukan penjaga perdamaian Afrika terbentuk.
Penduduk mengatakan pertempuran dimulai Rabu malam sekitar pukul 11.30 waktu setempat, ketika sebagian kelompok militan bersenjata menyerang posisi-posisi di Gao tengah. Serangan bersenjata terus berlangsung sampai Kamis pagi. Kantor berita Perancis melaporkan gedung pengadilan utama kota itu terbakar.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Mali Letnan Kolonel Diarran Koné mengatakan Gao berhasil diamankan, tetapi masih ada “kantung-kantung yang tidak aman.” Berbicara kepada VOA melalui telepon, ia mengatakan militer berhasil mengamankan wilayah utara, walaupun teroris terus menyerang, tetapi militer berhasil menangkisnya.
Seorang laki-laki mengatakan kelompok Muslim militan itu tidak bisa masuk ke Gao kalau mereka tidak punya kaki tangan.
Penduduk Gao lainnya, yang tidak mau disebut namanya, mengatakan banyak keluarga tertahan di rumah menunggu sampai pertempuran usai.
Ia mengatakan, hari ini jika kita sudah tidak punya apa pun untuk dimakan, kita akan kelaparan. Serangan bersenjata itu tidak ada hentinya. Orang tidak punya pilihan kecuali tinggal di rumah, katanya.
Penduduk Gao mengatakan setelah menutup seluruh jalan ke kota Gao, pasukan pemerintah membuka beberapa jalan hari Rabu, termasuk jalan ke Bourem, kota di kawasan Gao. Namun hal ini tidak bisa dikonfirmasi dengan pejabat-pejabat Mali.
Sejak pasukan Mali dan Perancis merebut kembali Gao dari kelompok Muslim militan bulan Januari, di kota itu sering terjadi pemboman bunuh diri dan pertempuran di jalan karena kelompok ekstremis terus menyerang.
Pasukan Perancis masih berada di Mali saat ini, namun Perancis berencana menarik pasukannya setelah pasukan penjaga perdamaian Afrika terbentuk.