Hari Rabu, sementara cuaca buruk mempersulit pasukan maju menuju kota Mosul yang dikuasai ISIS, sebuah badan bantuan kemanusiaan memperingatkan bahwa kaum sipil disana menghadapi bahaya besar sementara pertempuran memperebutkan kota itu semakin gencar.
“Kami sekarang bersiap-siap menghadapi yang paling buruk,” kata pengurus Dewan Pengungsi Norwegia, Wolfgang Gressmann. “Nyawa 1,2 juta orang sipil menghadapi bahaya yang gawat, dan masa depan seluruh Irak sekarang dipertaruhkan,” katanya.
Organisasi itu mengatakan ribuan orang sipil sudah melarikan diri dari kota itu, dan banyak orang telah tewas oleh penembak tersembunyi dan ledakan-ledakan. Penduduk yang masih berada di kota itu sangat membutuhkan pangan, air, dan obat-obatan dan kekurangan tersebut akan semakin gawat sementara pertempuran mempersulit perbekalan dan bantuan kemanusiaan lain masuk ke sana.
Pasukan khusus Irak sudah mencapai pinggiran kota itu hari Selasa (1/11), dua minggu setelah serangan untuk merebut kembali kota kedua terbesar Irak itu mulai, dan lebih dari dua tahun setelah Mosul direbut oleh ISIS.
Seorang jenderal Irak mengatakan pasukan merebut sebuah stasiun televisi hari Selasa sebelum badai-pasir datang dan mengakhiri operasi pertempuran untuk hari itu.
Hari Rabu (2/11), pasukan Irak mempertahankan kedudukan mereka di perbatasan timur kota itu sementara kelembaban tinggi dan awan mempersulit pengoperasian drone dan pesawat lain.
Brigadir Jenderal Haider Fadhil mengatakan tidak ada serangan untuk maju direncanakan hari Rabu karena cuaca buruk, kata laporan Associated Press. [gp]