Banyak pengungsi dan migran lain sebelum ini senang tinggal di kota kecil di Swedia karena ketika mereka lewat di jalan-jalan warga setempat akan melihat mereka dan tersenyum.
Tapi itu sebelum ada penyerangan seksual.
Dalam sebulan terakhir, 15 perempuan dan anak perempuan menghadapi serangan seksual di jalan-jalan termasuk upaya penyerangan terhadap anak perempuan usia 15 tahun hari Sabtu malam. Penduduk setempat kini tidak lagi ramah terhadap migran dan tidak lagi tersenyum pada mereka.
“Baru-baru ini kami pergi ke supermarket,” kata Marwan, seorang pembuat pizza dari Suriah di sebuah kamp di hutan di dekatnya. “Seorang anak perempuan Swedia melihat kami dari jarak 100 meter, dan ia berganti arah."
Seorang laki-laki ditahan terkait serangan-serangan itu dan polisi mengatakan sekurangnya tiga penyerang lainnya masih buron. Kepala polisi Stephen Jerand mengatakan laki-laki itu diyakini pencari suaka dan beberapa korban menggambarkan penyerang lainnya mempunyai aksen dan dan tampak seperti orang asing.
Serangan-serangan itu berkisar dari menarik dengan kasar, mengancam dan upaya pemerkosaan.
Jerand menjelaskan “kami tidak punya sumber daya lagi untuk menghadapi masalah seperti itu, yang terus meningkat sejak tahun lalu."
Peningkatan kejahatan sejalan dengan makin banyaknya pengungsi ke Swedia tahun lalu. Di seluruh Swedia ada sekitar 100 ribu pendatang baru dalam empat bulan terakhir tahun lalu, tapi jumlah polisi di provinsi tengah Jämtland, tidak bertambah.
Ketika salju lebat turun di kamp di dekatnya, orang-orang muda dari Suriah, Irak dan Iran berkeras mengatakan tidak logis seorang pengungsi yang mempertaruhkan segalanya untuk kehidupan baru melakukan kejahatan di negerinya yang baru. [my/isa]