Hampir enam bulan yang lalu, UNICEF melaporkan laki-laki berjumlah 73 persen dari arus migran yang datang ke Eropa. Sejak itu, ia mengatakan telah terjadi lonjakan besar dalam jumlah anak-anak dan perempuan yang datang. Mereka sekarang merupakan 60 persen dari pengungsi dan migran yang melintasi perbatasan Yunani masuk ke Macedonia.
UNICEF mengatakan lebih banyak anak-anak dan perempuan dibanding sebelumnya meninggal sewaktu menyeberangi laut yang berbahaya antara Turki dan Yunani.
Organisasi Internasional untuk Migrasi memperkirakan 60 anak di bawah usia 18tahun meninggal dalam sebulan terakhir dalam jalur Laut Tengah bagian Timur, sehingga jumlah anak di bawah umur yang tenggelam selama lima bulan terakhir menjadi 330.
Juru bicara UNICEF Sarah Crowe mengatakan kepada VOA, orang-orang yang selamat dalam penyeberangan laut berbahaya itu menghadapi masalah lainnya di darat. Dia mengatakan negara-negara Eropa kewalahan dengan jumlah besar pengungsi dan migran, dan tidak mempunyai sistem perlindungan, kesehatan dan kesejahteraan yang diperlukan.
"Dibutuhkan perhatian yang jauh lebih besaruntuk memperkuat sistem perlindungan anak, karena kalau tidak, kalau mereka tidak dilindungi sepenuhnya, mereka beresiko dieksploitasi,dan beresiko diperlakukan dengan tidak sepantasnya," kata Crowe.
Crowe mengatakan banyak anak-anak yang tidak mempunyai pendamping. Mayoritas adalah remaja antara usia 15 dan 17 tahun yang berasal dari Suriah, Afghanistan dan Irak.
"Yang kita lihat dalam beberapa hal adalah mereka tertinggal di negara-negara di mana mereka ditahan untuk sementara. Oleh karena itu, mereka merasa kecewa dan terus berusaha sendiri untuk memperbaiki nasib," tambahnya
Crowe mengatakan proses migrasi harus lebih dipercepat. Dia mengatakan itu perlu demi kepentingan anak- anak, termasuk sepenuhnya memberitahu anak-anak mengenai hak mereka untuk memperoleh suaka dan untuk bertemu kembali dengan keluarga mereka di Eropa. [sp/ii]