Pasukan Israel, Rabu (3/7) melancarkan serangan di bagian tengah dan selatan Jalur Gaza sewaktu warga sipil Palestina mencari daerah tempat-tempat berlindung baru setelah Israel mengeluarkan perintah evakuasi terbaru.
Militer Israel mengatakan mereka menargetkan para anggota Hamas dengan serangan udara di Rafah, kota di bagian selatan, sementara operasi darat berlangsung di distrik Shujaiya di Kota Gaza, di bagian utara jalur itu.
PBB menyatakan kekhawatiran mendalam pada hari Selasa terkait perintah evakuasi Israel di wilayah yang luas di bagian selatan Jalur Gaza, yang menurut PBB berdampak pada puluhan ribu warga sipil.
“Perintah evakuasi kemarin di wilayah seluas 117 km persegi di Khan Younis dan Rafah itu meliputi sekitar sepertiga Jalur Gaza. Ini perintah evakuasi di wilayah terluas sejak Oktober, setelah warga diperintahkan untuk meninggalkan Gaza Utara,” kata Stephane Dujarric, juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, kepada wartawan.
Badan PBB yang membantu pengungsi Palestina, UNRWA, memperkirakan hampir 250 ribu orang mungkin telah bermukim di daerah-daerah di bawah perintah evakuasi itu ketika perintah tersebut dikeluarkan.
Dujarric mengatakan orang-orang di daerah tersebut telah dihadapkan pada “pilihan yang mustahil” yakni pindah lagi ke daerah-daerah yang nyaris tidak memiliki ruang atau layanan, atau tetap berada di daerah-daerah yang mereka tahu bahwa perang akan berkecamuk di sana.
Ia mengatakan perintah evakuasi baru mencakup area dengan lebih dari 90 sekolah, kebanyakan menampung para pengungsi, serta empat pusat pelayanan medis.
Pasukan Israel melancarkan serangan di bagian selatan Jalur Gaza pada hari Selasa. Para pejabat kesehatan Palestina mengatakan sedikitnya delapan orang tewas di Khan Younis.
Israel telah berulang kali meminta orang-orang Palestina agar meninggalkan beberapa tempat tertentu di Gaza, biasanya menjelang ofensif militer, dalam langkah yang menurut Israel dimaksudkan untuk melindungi warga sipil dari perang. Evakuasi tersebut, serta pertempuran, membuat orang-orang harus mengungsi berkali-kali untuk menyelamatkan diri.
Aliran bantuan
Di New York, Sigrid Kaag, koordinator senior PBB urusan bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi untuk Gaza, mengatakan dalam pertemuan di Dewan Keamanan PBB bahwa sejak Israel memulai operasi militernya di Rafah pada awal Mei, volume bantuan yang masuk dan didistribusikan di berbagai penjuru Gaza “telah merosot secara signifikan.”
“Aktivitas militer dan kurangnya jalur aman di dalam Gaza terus berdampak sangat buruk terhadap operasi kemanusiaan,” ujarnya. “Tatanan sipil yang hampir ambruk total lebih jauh telah menyebabkan situasi tanpa hukum dan kejahatan.”
Kaag mengatakan PBB telah meminta Israel untuk mencari solusi agar pengiriman bantuan dapat berlangsung aman. Israel membantah tidak memenuhi komitmennya dan mengatakan mereka telah mengizinkan bantuan mengalir ke Gaza dari beberapa pos penyeberangan. [uh/ab]
Forum