Tautan-tautan Akses

Setelah Tragedi, Siswa Senior SMU Florida Rayakan Kelulusan


Para relawan, siswa dan orang tua siswa menyortir barang-barang yang diletakkan di lokasi perkabungan untuk 17 siswa dan tenaga akademik yang tewas dalam penembakan di SMU Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida, 28 Maret 2018.
Para relawan, siswa dan orang tua siswa menyortir barang-barang yang diletakkan di lokasi perkabungan untuk 17 siswa dan tenaga akademik yang tewas dalam penembakan di SMU Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida, 28 Maret 2018.

Hampir tiga bulan setelah seorang penembak menewaskan 17 orang di SMU Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida, para pelajar yang pernah menjadi sorotan nasional, itu mengikuti tradisi umum yang merayakan kelulusan di AS, yaitu prom atau pesta dansa.

Nikhita Nookala, seorang pelajar tingkat akhir di SMU Marjory Stoneman Douglas, telah membayangkan pergi ke pesta dansa kelulusan atau prom sejak tingkat pertama.

Malam itu, keinginannya terwujud. Tapi pesta dansa tersebut agak berbeda dibandingkan pada umumnya. Pasca peristiwa penembakan pada Februari, banyak bisnis menyumbangkan makanan, uang dan jasa lain untuk membuat pesta dansa ini sangat megah.

“Banyak anggota masyarakat yang ingin membantu dan mensponsori pesta dansa kami. Gedung ini memberikan diskon besar, jaringan alumni mensponsori DJ dan souvenir, jadi kami tidak mengeluarkan biaya untuk itu semua,” kata Nikhita.

Acara ini juga terasa berbeda tanpa kehadiran beberapa teman sekolah yang tewas dalam penembakan pada Hari Valentine itu.

“Saya ingin ini menjadi malam yang sangat bahagia yang akan selalu saya kenang dengan teman-teman. Saya berusaha membuat ini senormal mungkin seperti sebelum peristiwa itu terjadi, tapi tentu saja ini sangat berbeda,” kata Suzanna Barna, pelajar SMU Stoneman.

“Banyak orang yang ingin datang karena… mengenang orang-orang yang tidak bisa datang. Ada lebih dari 800 orang yang datang, jadi ini lebih dari normal,” ujar pelajar SMU Marjory Stoneman Douglas lainya, Michelle Dittmeier.

Dan seperti para pelajar SMA tingkat akhir di seluruh AS, banyak dari 800 pelajar ini berkumpul dengan keluarga dan teman untuk berfoto sebelum acara.

“Kami menjalani hidup seperti anak-anak karena kami memang anak-anak. Meskipun kami kini harus bertindak sedikit lebih dewasa karena apa yang telah terjadi, tapi kami hanyalah anak-anak normal,” kata Michelle.

Usai berfoto, mereka naik mobil dan limosin menuju ruang serbaguna Hotel Westin, mengikuti pesta dansa kelulusan yang tak terlupakan. [vm/al]

XS
SM
MD
LG