Pihak Kota Szhenzen, yang menjadi pusat teknologi di selatan China, mengatakan akan menerapkan upaya pembatasan anti virus mulai Senin (5/9), sementara kota Chengdu di wilayah barat daya negara tersebut mengumumkan perpanjangan lockdown atau penguncian sementara. Langkah-langkah itu diambil ketika negara itu menghadapi wabah baru COVID-19.
Shenzhen, yang memulai lockdown pada Sabtu (3/9), mengumumkan putaran baru tes COVID-19. Kota itu berjanji akan "menggunakan seluruh sumber daya yang tersedia, memobilisasi semua pasukan, dan melakukan segala upaya" untuk mengatasi pandemi.
Secara terpisah, Chengdu, yang memberlakukan lockdown terhadap 21 juta penduduknya pada Kamis (1/9), mengatakan kota itu akan mempertahankan pembatasan di sebagian besar wilayah kota tersebut, dan akan melakukan tes massal lagi dari Senin (5/9) hingga Rabu (7/9).
China tetap memberlakukan kebijakan nol-COVID, meski sebagian besar negara lain telah melonggarkan pembatasan dan memilih untuk hidup berdampingan dengan virus itu. Akibatnya, wabah baru telah menjadi risiko besar bagi negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu.
Saat ini, sebanyak 33 kota menjalani lockdown penuh atau sebagian, yang berdampak pada lebih dari 65 juta warga, menurut perkiraan majalah keuangan China, Caixin. [vm/ft]
Forum