Mengatur lalu lintas di persimpangan yang ramai di Manila bukanlah pekerjaan mudah, namun polisi lalu lintas Ramiro Hinojas menjadikannya kegiatan yang menyenangkan dengan menyertakan tarian dalam setiap geraknya.
Menjelang Natal kali ini, Hinojas, 57 tahun, melakukan rutinitas rutinnya dengan berpakaian seperti Sinterklas untuk memberikan sedikit keceriaan musim liburan bagi orang yang lewat.
“Saya rasa hanya ini yang bisa saya lakukan untuk menghibur mereka yang terjebak lalu lintas agar tidak bosan. Setidaknya mereka bisa melihat sesuatu yang unik. Banyak polisi hanya menggerakkan tangan. Saya perlu gaya yang berbeda," jelasnya.
Hinojas sendiri mengatakan, ia perlu melakukan tarian Sinterklas untuk kesehatan dirinya. “Saya terus melakukan ini karena saya perlu olah raga. Kalau tidak olah raga, saya akan merasa lemas. Saya punya banyak teman yang meninggal, mereka tidak banyak bergerak, sehingga jatuh sakit. Saya tidak sakit karena saya bisa berolahraga di sini," sebutnya.
Hinojas mulai mengatur lalu lintas di jalan raya Manila yang padat pada tahun 2005. Seiring berjalannya waktu, ia memperhatikan bahwa pengendara lebih memperhatikan isyarat tangannya jika diimbangi dengan gerak kaki yang mencolok.
Ia kemudian berpikir untuk menciptakan gerakan yang menggabungkan kaki dan tangan. Hasilnya, pekerjaannya lebih ringan, banyak orang tertawa, dan ia pun tak jarang tersenyum.
Manuel Delangpan, seorang sopir bus, tidak keberatan dengan aksi Hinojas di jalan raya. "Tidak apa-apa, menyenangkan. Saya senang, ia menghilangkan stress saya. Ia pandai mengatur lalu lintas," komentarnya.
Demikian pula halnya dengan Jeremy Jimenez, seorang pengendara motor. "Kami senang melihatnya menari saat kami lewat. Ia tampak seperti orang yang tidak punya masalah. Ia membuat orang bahagia," jelasnya.
Jimenez berpendapat, semua polisi lalu lintas harusnya seperti Hinojas, sehingga semua orang di jalan merasa bahagia, terutama menjelang Natal. [ab/uh]
Forum