Perdana Menteri Skotlandia, Nicola Sturgeon, Jumat (11/12) mengumumkan periode isolasi mandiri setelah mengadakan kontak dengan orang yang terinfeksi COVID-19 mulai Senin akan dipersingkat dari 14 menjadi 10 hari di negara itu.
Sturgeon dalam pengarahan singkatnya juga mengatakan pengurangan empat hari periode isolasi mandiri itu akan berlaku untuk pelancong yang kembali dari negara yang berisiko tinggi. Ia mengatakan kebijakan baru itu didasarkan pada rekomendasi dari Kelompok Penasihat Ilmiah Inggris untuk Keadaan Darurat (SAGE).
Ia mengatakan kepala petugas medis di keempat yurisdiksi Inggris - Inggris, Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara - telah menyetujui pengurangan jangka waktu isolasi itu.
Dalam wawancara dengan Associated Press, Wakil Kepala Medis Inggris Jenny Harries mengatakan kebijakan baru itu didasarkan pada studi yang dilakukan oleh SAGE dan kelompok penasihat terpisah tentang ancaman perebakan virus saluran pernapasan. Harries mengatakan penelitian itu menemukan bahwa orang-orang kecil kemungkinannya menularkan COVID-19 pada akhir infeksi mereka.
Harries mengatakan pengurangan periode isolasi mandiri akan memungkinkan "keseimbangan yang wajar" antara mengelola risiko bagi publik dan mengganggu kehidupan masyarakat.
Sturgeon melaporkan 1.001 kasus baru COVID-19 selama periode 24 jam terakhir. Ini adalah yang pertama kalinya dalam dua minggu jumlah kasus harian lebih dari 1.000. Tetapi jumlah itu diperoleh dari hampir 25.000 hasil tes, yang mencerminkan tingkat hasil positif kurang dari lima persen - yang dianggap sebagai pertanda baik.
Perdana menteri itu juga mengumumkan toko-toko non-esensial di sebagian besar Skotlandia barat - termasuk Glasgow - telah dibuka kembali untuk pertama kalinya dalam tiga minggu. Ia mendorong orang untuk mengikuti aturan, menghindari toko-toko yang ramai, dan berbelanja sendiri atau dalam kelompok yang kecil. [my/pp]