Spanyol menjadi negara pertama di Eropa Barat yang mencatat lebih dari setengah juta kasus Covid-19, sementara total kasus di seluruh dunia tercatat sekitar 27,3 juta, termasuk 893 ribu kematian. Data dari Kementerian Kesehatan Spanyol menunjukkan total 525.549 kasus per hari Selasa, termasuk 29.516 kematian. Sebagai perbandingan, Perancis telah mencatat total 367.174 kasus dan 30.732 kematian, sedangkan Inggris mencatat total 352.451 kasus, termasuk 41.643 kematian, sebut proyek pelacakan virus corona Johns Hopkins University.
Spanyol memberlakukan salah satu lockdown terketat di dunia pada masa puncak pandemi Maret lalu, sewaktu rumah sakit-rumah sakit di negara itu kewalahan menampung pasien virus corona dan jumlah korban lebih dari 800 orang per hari. Wabah pada akhirnya dapat dikendalikan, tetapi jumlah infeksi baru terus meningkat sejak negara itu mulai melonggarkan berbagai restriksi pada Juli lalu.
Sebagian pakar meyakini peningkatan kasus Covid-19 ini disebabkan oleh tingginya budaya sosial negara itu, sementara sebagian lainnya menyebut lonjakan kasus baru-baru ini disebabkan oleh kurangnya pelacakan kontak yang meluas serta terlalu cepat keluar dari lockdown.
Di Korea Selatan, ribuan dokter residen kembali bekerja pada hari Selasa setelah mogok selama hampir tiga pekan, yang mempersulit upaya-upaya negara itu untuk membendung gelombang baru penularan Covid-19.
Para dokter itu mulai mogok pada 21 Agustus lalu untuk memprotes skema reformasi kedokteran pemerintah, yang menginginkan peningkatan jumlah mahasiswa kedokteran dan pembukaan sekolah-sekolah kedokteran baru. Pemogokan itu menyebabkan penundaan di rumah sakit-rumah sakit besar di mana para dokter baru dan residen berperan penting di ruang-ruang gawat darurat dan unit-unit perawatan intensif.
Korea Selatan telah mencatat penambahan ratusan kasus baru Covid-19 setiap hari sejak pertengahan Agustus, pernah mencapai rata-rata di atas 300 kasus per hari, tetapi kemudian berkurang di bawah 200 kasus selama enam hari berturut-turut pada hari Selasa.
Sementara itu, Presiden China Xi Jinping memuji respons negaranya terhadap pandemi, yang pertama kali dideteksi akhir tahun lalu di Wuhan, kota di bagian tengah China.
Berbicara dalam suatu upacara di Balai Agung Rakyat di Beijing hari Selasa (8/9) untuk memberi penghargaan kepada empat pejabat atas kontribusi mereka selama wabah, Presiden Xi mengatakan China bertindak cepat untuk memerangi virus dengan “cara terbuka, transparan dan bertanggung jawab,” bertentangan dengan tuduhan AS dan negara-negara barat lainnya bahwa Beijing meremehkan atau mungkin menutup-nutupi betapa seriusnya virus ini sampai akhirnya terlambat dan virus telah menyebar keluar China. [uh/ab]