Pasukan keamanan Suriah yang didukung oleh tank-tank telah menyerang beberapa kota di bagian tengah negara itu, menewaskan sedikitnya sembilan orang akibat tindakan keras terhadap pemberontakan anti-pemerintah yang sudah berlangsung dua bulan.
Aktivis HAM dan saksi mata mengatakan tank-tank menembakkan senapan mesin beratnya ke kota-kota Rastan, Talbiseh dan Teir Maaleh hari Minggu setelah pihak berwenang mengepung kota-kota itu dengan menutup jalan dan memotong aliran air, listrik, internet dan saluran telepon. Mereka mengatakan lebih dari 100 orang cedera dalam serangan itu, semua kota tersebut ada di provinsi Homs pusat.
Ketiga kota itu telah bergolak dengan protes besar dalam beberapa hari belakangan.
Di Rastan, ribuan warga berdemonstrasi hari Jumat menuntut segera diakhirinya pemerintahan otoriter 11 tahun oleh Presiden Suriah Bashar al-Assad. Protes itu adalah salah satu yang terbesar di wilayah tersebut sejak pemberontakan anti-pemerintah pecah di Suriah selatan tanggal 18 Maret.
Sementara itu, tewasnya Hamza al-Khatib yang berusia 13 tahun telah memicu gerakan bertempur oleh pengunjuk rasa di seluruh negeri. Anak kecil itu diduga disiksa dan dibunuh oleh petugas keamanan Suriah setelah ia menghilang bulan lalu dalam protes di provinsi Daraa selatan.
Keluarga Al-Khatib menerima jenazah putranya yang luka parah dan tubuhnya dipenuhi lobang peluru beberapa hari lalu setelah menandatangani surat perjanjian bahwa mereka akan menguburkannya dengan segera. Sebaliknya, gambar-gambar mayat yang dimutilasi itu tersebat melalui Internet.
Kasus itu memicu protes baru dan menarik perhatian internasional yang luas, dengan hampir 40.000 pendukung di Facebook yang dibuat untuk menghormati anak kecil itu.
Televisi pemerintah Suriah menyiarkan wawancara dengan kepala asosiasi pemeriksa medis Suriah yang menyangkal tuduhan bahwa al-Khatib disiksa. Ia mengatakan luka-luka pada mayat anak itu bisa saja disebabkan oleh pembusukan. Klaim pejabat medis Suriah itu telah membuat marah para demonstran dan penulis blog.