Lembaga 'Anti-Defamation League' yang berkantor di New York hari Selasa (13/5) mengatakan bahwa organisasinya telah mensurvei lebih dari 53 ribu orang dari 102 negara dan wilayah sepanjang tahun lalu, menanyakan kepada mereka apakah mereka merasa bahwa 11 stereotip (prasangka) negatif tentang Yahudi, dengana pilihan jawaban menurut mereka benar, salah atau tidak tahu.
Survei itu mendefinisikan seseorang berpandangan anti-Yahudi jika orang tersebut setuju dengan enam atau lebih pernyataan tersebut.
Stereotip yang disebut dalam survei itu antara lain “warga Yahudi lebih loyal pada Israel daripada negara mereka”, “Yahudi terlalu kuat dalam dunia bisnis” dan “Yahudi bertanggungjawab pada sebagian besar perang di dunia”.
Survei itu mendapati bahwa konsentrasi anti-Yahudi terbesar terdapat di Timur Tengah dan Afrika Utara, di mana 74% yang disurvei setuju dengan sebagian besar stereotip anti-Yahudi. Sebaliknya angka anti-Yahudi mencapai 34% di Eropa Timur, 24% di Eropa Barat, 23% di sub-Sahara Afrika, 22% di Asia, 19% di Amerika dan 14% di Oceania.
Survei itu mendapati banyak hanya 54% orang yang disurvei pernah mendengar tentang Holocaust – insiden di mana enam juta warga Yahudi dibunuh oleh Nazi semasa Perang Dunia Kedua.
Mereka yang disurvei seringkali secara signifikan melebih-lebihkan jumlah warga Yahudi di dunia, padahal jumlah sesungguhnya mencapai kurang dari seperlima dari 1%.
Direktur Anti-Defamation League – Abraham Foxman mengatakan prevalansi anti-Yahudi “mungkin tidak mengejutkan tetapi merupakan hal yang serius”.
Survei itu mendefinisikan seseorang berpandangan anti-Yahudi jika orang tersebut setuju dengan enam atau lebih pernyataan tersebut.
Stereotip yang disebut dalam survei itu antara lain “warga Yahudi lebih loyal pada Israel daripada negara mereka”, “Yahudi terlalu kuat dalam dunia bisnis” dan “Yahudi bertanggungjawab pada sebagian besar perang di dunia”.
Survei itu mendapati bahwa konsentrasi anti-Yahudi terbesar terdapat di Timur Tengah dan Afrika Utara, di mana 74% yang disurvei setuju dengan sebagian besar stereotip anti-Yahudi. Sebaliknya angka anti-Yahudi mencapai 34% di Eropa Timur, 24% di Eropa Barat, 23% di sub-Sahara Afrika, 22% di Asia, 19% di Amerika dan 14% di Oceania.
Survei itu mendapati banyak hanya 54% orang yang disurvei pernah mendengar tentang Holocaust – insiden di mana enam juta warga Yahudi dibunuh oleh Nazi semasa Perang Dunia Kedua.
Mereka yang disurvei seringkali secara signifikan melebih-lebihkan jumlah warga Yahudi di dunia, padahal jumlah sesungguhnya mencapai kurang dari seperlima dari 1%.
Direktur Anti-Defamation League – Abraham Foxman mengatakan prevalansi anti-Yahudi “mungkin tidak mengejutkan tetapi merupakan hal yang serius”.