Swedia menyatakan sedang bersiap-siap mendeportasi sekitar 80 ribu pencari suaka yang memasuki negara itu tahun lalu. Jumlah itu merupakan setengah dari 163 ribu orang yang memasuki Swedia untuk menghindari perang di Suriah, Irak dan Afghanistan.
Menteri Dalam Negeri Anders Ygeman mengatakan kepada sebuah surat kabar Swedia hari Kamis (28/1) bahwa para pengungsi tersebut diusir karena permohonan suaka mereka ditolak. Pemohon suaka yang ditolak itu dapat meninggalkan negara tersebut secara sukarela, atau dipulangkan secara paksa.
Swedia sebelumnya adalah tujuan utama bagi para pengungsi karena kebijakannya sejak lama mengenai perbatasan yang terbuka. Tetapi pertambahan pengungsi dalam jumlah besar itu memaksa Stockholm untuk memberlakukan pengawasan perbatasan dan pemeriksaan identitas terhadap para pendatang baru.
Sementara itu, mayat sedikitnya 18 migran yang tenggelam sewaktu perahu mereka terbalik, telah ditemukan hari Kamis di lepas pantai Pulau Samos, Yunani. Pihak berwenang menyatakan 10 orang diselamatkan. Sebagian besar korban adalah anak-anak. Mayat tujuh migran, dua di antaranya anak-anak, ditemukan hari Rabu setelah perahu mereka terbalik di lepas pantai Pulau Kos, Yunani.
Lebih dari satu juta orang dari negara-negara yang dilanda perang membanjir ke Eropa tahun lalu, menimbulkan krisis migrasi terburuk di benua itu setelah Perang Dunia II. Banyak di antara mereka tiba di Yunani setelah menempuh perjalanan berbahaya dari Turki melintasi Laut Aegea. [uh]