Seorang tahanan terorisme kelahiran Kanada yang telah mengaku bersalah membunuh seorang tentara Amerika dengan granat di Afghanistan telah meminta maaf kepada janda tentara tersebut atas kepedihan yang telah diakibatkannya terhadap janda itu.
Omar Khadr mengatakan demikian dalam sidang penjatuhan hukumannya hari Kamis di pangkalan angkatan laut Amerika, Teluk Guantanamo, Kuba.
Khadr memberitahu janda sersan Christopher Speer bahwa ia ingin dapat berbuat sesuatu untuk mengambil kepedihan yang telah diakibatkannnya terhadap janda tersebut dan keluarganya.
Tetapi, Tabitha Speer tidak mau menerima permintaan maafnya. Dia dengan mencucurkan air mata mengatakan kepada Khadr bahwa ia akan tetap seorang pembunuh dalam pandangannya.
Khadr berusia 15 tahun pada waktu ia melemparkan granat yang menewaskan Sersan Speer di kompleks al-Qaida dekat kota Khost, Afghanistan, tahun 2002.
Ia sekarang berusia 24 tahun dan orang-orang yang membelanya mengatakan dewan juri militer hendaknya mempertimbangkan usianya pada waktu pembunuhan itu ketika menjatuhkan hukuman.