Presiden Amerika Barack Obama hari Senin (13/6) mengatakan “tidak ada bukti jelas” bahwa penembak yang melancarkan pembantaian massal terbesar dalam sejarah Amerika di kelab malam gay di Orlando, Florida diperintahkan oleh kelompok teroris di luar negeri.
“Tampaknya penembak terilhami oleh informasi ekstremis yang diperoleh dari internet,” kata Obama kepada wartawan di Gedung Putih.
Obama mengatakan tersangka penembak itu, Omar Saddiqui Mateen usia 29 tahun seorang Muslim warga Amerika yang kedua orangtuanya berasal dari Afghanistan mewakili “jenis ekstremis dalam negeri yang sejak lama sudah menjadi keprihatinan”. Tapi Obama mengatakan “memang tampak pada saat-saat terakhir ia mengumumkan kesetiaan” pada ISIS ketika menelpon nomor darurat 911 Orlando.
Obama mengatakan pejabat penegak hukum masih “dalam tahap awal” penyelidikan dan masih “banyak lagi yang harus dipelajari”.
Direktur FBI James Comey mengatakan sedang menyelidiki kehidupan pembunuh itu termasuk penggunaan internetnya.
Pihak berwenang di Orlando mengatakan, mereka sedang mengusut ratusan petunjuk untuk menentukan apakah penembak di klub malam gay itu mendapat bantuan dalam melaksanakan serangan tadi.
Pihak berwenang mengatakan, dalam serangan itu, Mateen menelepon nomor telpon darurat (911) di Orlando dan bersumpah setia kepada ISIS dan pemimpinnya, Abu Bakr al-Baghdadi, dan juga menyebut tentang pemboman Boston Marathon 2013 yang menewaskan tiga orang.
Tapi ayah penembak, Seddique Mateen membantah bahwa tindakan anaknya itu ada hubungannya dengan Islam.
"Saya tidak tahu apa yang terjadi dan saya tidak tahu dia punya rasa kebencian. Ia pergi ke klub gay untuk laki-laki dan perempuan dan menembak 50 dari mereka dengan senjata," kata Seddique Mateen kepada wartawan, hari Senin (13/6).
Dia menggambarkan putranya sebagai "anak yang baik dan berpendidikan." Tapi ia kemudian menambahkan, " Tuhan akan menghukum mereka yang terlibat dalam homoseksualitas, dan ini bukan urusan manusia." [my/ps]