Heronimus Guru, Direktur Operasi Badan SAR Indonesia mengatakan “tim-tim SAR dan warga desa telah mengumpulkan jenasah, semuanya berjumlah 54, dalam kantong-kantong mayat yang siap dievakuasi.”
Tim SAR baru bisa mencapai lokasi kecelakaan pesawat Trigana Air, Nomor Penerbangan 267 di provinsi Papua itu hari Selasa karena terhambat oleh medan yang berbahaya. Mereka melaporkan bahwa pesawat itu “benar-benar hancur.”
Pesawat jenis ATR 42-300 turboprop ganda itu menghilang dari layar radar tidak lama sebelum mendarat di Oksibil setelah penerbangan singkat dari Jayapura.
Selain 54 penumpang dan awak, pesawat itu juga membawa hampir 6,5 milyar Rupiah dana pemerintah untuk dibagikan kepada keluarga-keluarga miskin di Oksibil dan sekitarnya.
Setelah kecelakaan itu, Presiden Joko Widodo mengatakan kepada wartawan bahwa ia menginstruksikan kementerian transportasi meningkatkan keselamatan penerbangan untuk mencegah kecelakaan di masa depan.
Trigana telah mengalami 14 insiden serius sejak mulai beroperasi tahun 1991, dan termasuk dalam daftar maskapai penerbangan Indonesia yang dilarang terbang di wilayah udara Uni Eropa.