Taliban mengatakan Jumat (13/8) bahwa serangan yang mereka lakukan semalam telah sepenuhnya merebut lima ibu kota provinsi utama di Afghanistan, termasuk Kandahar, Herat, Qahar-e-Naw, Lashkar Gah dan Ghazni yang semuanya penting secara strategis.
Kemenangan mencengangkan itu telah membawa pemberontak Islamis tersebut selangkah lebih dekat ke ibu kota nasional, Kabul, di mana pemerintah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani yang terkepung tidak bersedia menanggapi pertanyaan media tentang status medan perang.
Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Jumat pagi (13/8) bahwa kemajuan terbaru yang mereka capai telah membuat mereka menguasai 14 dari 34 provinsi di Afghanistan selama seminggu terakhir.
Mujahid memperingatkan, Taliban bertekad untuk terus bergerak maju dengan serangan untuk menguasai semua provinsi, mendesak pasukan keamanan Afghanistan di daerah-daerah yang tersisa untuk “mengakhiri perlawanan dan tidak mempertaruhkan nyawa mereka.”
Kandahar, kota terbesar kedua di Afghanistan, telah berada di bawah serangan Taliban selama berhari-hari.
Pasukan keamanan pemerintah Afghanistan telah berjuang untuk membendung kemajuan pemberontak selama seminggu.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin berbicara dengan Ghani untuk memberitahukan bahwa Washington mengurangi jejak sipilnya di Kabul mengingat situasi keamanan yang berkembang.
“Menlu Blinken menegaskan bahwa Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk mendukung solusi politik pada konflik di Afghanistan,” kata pengumuman Departemen Luar Negeri pasca-percakapan itu.
Para kritikus dan pakar militer internasional terkejut melihat cara pasukan keamanan Afghanistan yang dilatih AS, dengan investasi puluhan miliar dolar, begitu mudah ambruk dalam menghadapi kemajuan pemberontak. [lt/ab]