Taliban pada Sabtu (30/10) meminta Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain untuk mengakui pemerintah mereka di Afghanistan. Mereka mengatakan kegagalan untuk melakukannya dan pembekuan dana Afghanistan yang terus berlanjut di luar negeri akan menimbulkan masalah tidak hanya bagi negaranya, tetapi untuk dunia.
Tidak satu pun negara yang secara resmi mengakui pemerintah Taliban sejak gerilyawan itu mengambil alih Afghanistan pada Agustus, sementara miliaran dolar aset dan dana Afghanistan di luar negeri juga telah dibekukan, bahkan ketika negara itu menghadapi krisis ekonomi dan kemanusiaan yang parah.
"Pesan kami kepada Amerika adalah, jika tidak diakui terus, masalah Afghanistan berlanjut, itu adalah masalah kawasan dan bisa berubah menjadi masalah bagi dunia," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid kepada wartawan pada konferensi pers pada Sabtu (30/10).
Dia mengatakan alasan Taliban dan AS berperang terakhir kali juga karena keduanya tidak memiliki hubungan diplomatik formal.
AS menginvasi Afghanistan pada 2001 setelah serangan 11 September 2001, setelah pemerintah Taliban saat itu menolak untuk menyerahkan pemimpin al-Qaeda Osama bin Laden.
"Isu-isu yang menyebabkan perang itu, bisa diselesaikan melalui negosiasi, bisa juga diselesaikan melalui kompromi politik," kata Mujahid.
Dia menambahkan bahwa pengakuan adalah hak rakyat Afghanistan.
Meskipun tidak ada negara yang mengakui pemerintahan Taliban, para pejabat senior dari sejumlah negara telah bertemu dengan para pemimpin gerakan itu baik di Kabul maupun di luar negeri. [ah]