Pemerintah Biden hari Jumat (21/1) mengumumkan perubahan kebijakan untuk menarik mahasiswa internasional dalam bidang sains, teknologi, teknik dan matematika (STEM), bagian dari upaya yang lebih luas untuk menjadikan perekonomian Amerika lebih kompetitif.
Departemen Luar Negeri Amerika akan mengijinkan mahasiswa yang memenuhi syarat di bidang-bidang yang dikenal sebagai STEM dan datang ke Amerika, untuk menyelesaikan pelatihan akademis hingga 36 bulan, demikian menurut seorang pejabat senior pemerintah.
Ada pula inisiatif baru untuk menghubungkan mahasiswa-mahasiswa ini dengan dunia usaha Amerika. Pejabat ini menolak disebut identitasnya karena tidak berwenang membahas perubahan tersebut sebelum pengumuman resmi pemerintah.
Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika akan menambah 22 bidang studi baru, termasuk komputasi awan atau cloud computing, visualisasi data dan data sains – ke dalam program yang memungkinkan siswa-siswa internasional dari universitas-universitas di Amerika mengikuti pelatihan tambahan hingga tiga tahun di perusahaan-perusahaan domestik.
Ada 58.000 pelamar program ini pada tahun fiskal 2020 lalu.
Program-program itu dirancang untuk memastikan agar Amerika menjadi magnet atau daya tarik mahasiswa berbakat dari seluruh dunia, menarik ilmuwan dan peneliti yang terobosannya memungkinkan pertumbuhan ekonomi.
Data pemerintah menunjukkan mahasiswa internasional semakin menjadi sumber penelitian akademis.
Dewan Sains National minggu ini melaporkan bahwa mahasiswa internasiona dengan visa sementara menyumbang lebih dari separuh gelar doktor Amerika di bidang ekonomi, ilmu komputer, teknik dan matematika, serta statistik. Namun dalam bidang sains dan teknik, China dengan cepat menutup kesenjangan dalam gelar doktor dengan menghasilkan lulusan yang hampir sama banyaknya dengan yang dihasilkan Amerika pada tahun 2018. [em/pp]