Tentara Suriah berencana meluncurkan serangan ofensif di Deir Ez-Zor dan Raqqa, dua kubu militan ISIS di timur laut negara itu dengan bantuan pasukan udara Rusia, kata Alexei Borodavkin, duta besar Rusia untuk PBB di Jenewa, Jumat.
Borodavkin, yang juga perwakilan tetap untuk organisasi internasional lainnya di Jenewa, mengatakan angkatan bersenjata itu telah sukses melawan ISIS dan kelompok teroris lainnya, seperti Front al-Nusra, pada masa lalu dan berharap untuk melanjutkan upaya tersebut.
"Sejalan dengan Resolusi 2254 Dewan Keamanan PBB, gencatan senjata rezim di Suriah tidak berlaku untuk ISIS, Front al-Nusra dan kelompok teroris lainnya ... Sebagai hasil dari operasi oleh angkatan bersenjata Suriah dengan dukungan pesawat tempur Rusia, kota Palmyra telah dibebaskan, dan sekarang operasi ofensif lebih jauh sedang direncanakan ke arah Deir Ez-Zor dan Raqqa," ujar Borodavkin kepada wartawan di Jenewa, menurut media negara Rusia.
Gencatan senjata antara pasukan pemerintah dan oposisi Suriah secara resmi mulai berlaku pada tanggal 27 Februari menyusul upaya perdamaian oleh Amerika Serikat dan Rusia. Namun gencatan senjata itu tidak berlaku untuk kelompok teroris.
Menurut Borodavkin, jika kelompok-kelompok militan ingin menjadi bagian dari perjanjian gencatan senjata, mereka harus menandatangani dokumen yang relevan, melaporkan lokasi mereka dan melepaskan diri dari pasukan Front al-Nusra, karena saat ini mereka bercampur baur di medan perang.
Deir Ez-Zor, lokasi strategis yang penting karena dekat dengan sejumlah ladang minyak, telah berada di bawah kontrol ISIS selama beberapa bulan. [as/uh]
