Tautan-tautan Akses

Terlepas dari Upaya Perdamaian, Kekerasan Meningkat di Afghanistan


Asap mengepul dari sebuah gedung setelah serangan maut termasuk dugaan bom mobil bunuh diri dan baku tembak, di Jalalabad, Afghanistan, Selasa, 31 Juli 2018., sebagai ilustrasi.(Foto: AP)
Asap mengepul dari sebuah gedung setelah serangan maut termasuk dugaan bom mobil bunuh diri dan baku tembak, di Jalalabad, Afghanistan, Selasa, 31 Juli 2018., sebagai ilustrasi.(Foto: AP)

Apabila para perunding perdamaian AS-Taliban berharap Taliban akan mengurangi kekerasan di Afghanistan, laporan terbaru dari sebuah badan pemantau penting tentunya merupakan temuan yang mengejutkan.

Rata-rata serangan harian yang dimulai musuh di Afghanistan naik 50 persen pada periode 1 Juli-30 September dibandingkan dengan periode 1 April-30 Juni tahun ini, sebut badan pemerintah Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan, SIGAR.

Pasukan AS-Afghanistan (USFOR-A) telah menyebut serangan-serangan yang dimulai oleh musuh pada kuartal ini “di atas rata-rata musiman.”

Pasukan antipemerintah menyumbang sedikitnya 83 persen korban warga sipil pada kuartal ini, sebut laporan SIGAR yang dirilis hari Kamis (5/11). Taliban bertanggung jawab atas 38 persen kematian dan cedera itu. Ini merupakan peningkatan korban secara keseluruhan sejak kuartal sebelumnya.

Departemen Pertahanan AS memberitahu SIGAR dalam laporannya bahwa kekerasan oleh Taliban “dapat merusak” perjanjian perdamaian AS-Taliban jika hal itu berlanjut dalam “tingkat tinggi yang tidak dapat diterima sama sekali” ini.

Ditambahkan pula bahwa kelompok pemberontak lama Afghanistan ini “mengkalibrasi” jumlah kekerasan untuk tetap berada pada level yang masih tetap berada dalam batas-batas kesepakatan AS-Taliban sambil “mengganggu” pemerintah Afghanistan dan menetapkan “kondisi yang menguntungkan pascapenarikan AS dari Afghanistan.”

Sementara AS bersikap kritis terhadap serangan-serangan Taliban yang meningkat di berbagai penjuru Afghanistan, para pejabat terus menarik pasukan Amerika dan tidak menyebut-nyebut tindakan kelompok itu sebagai pelanggaran total atas kesepakatan damai mereka. Sekitar 4.500 tentara Amerika sekarang ini berada di negara yang dicabik-cabik perang itu.

Utusan perdamaian AS untuk rekonsiliasi Afghanistan, Zalmay Khalilzad, pekan lalu menekan pihak-pihak yang berperang di Afghanistan untuk mengurangi permusuhan di medan tempur.

Dan bulan lalu, AS melancarkan beberapa serangan bertarget anggota Taliban yang menembaki pasukan Afghanistan di provinsi Helmand.

Jenderal AS Austin S Miller, komandan pasukan AS dan NATO di Afghanistan, mengatakan, serangan-serangan Taliban “tidak konsisten dengan perjanjian AS-Taliban dan perlu dihentikan “segera.”

Menurut laporan SIGAR, militer AS tidak akan mengungkapkan apakah ada serangan yang dicurigai atau terkukuhkan terhadap personel atau fasilitas AS sejak dimulainya perundingan perdamaian Afghanistan, seraya menyebut jawaban-jawabannya bersifat rahasia. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG