Aksi baku-tembak terjadi di Universitas Kabul di ibu kota Afghanistan, Senin (2/11) pagi, dan polisi telah mengepung kampus yang luas itu, kata pihak berwenang.
Belum ada laporan tentang korban luka, tetapi juru bicara Kementerian Dalam Negeri Tariq Arian mengatakan baku tembak masih berlangsung.
Media Afghanistan melaporkan sebuah pameran buku sedang berlangsung di universitas itu dan dihadiri oleh sejumlah tamu kehormatan.
Zabiullah Haidari, seorang dosen universitas itu, mengatakan kepada stasiun TV lokal Ariana bahwa kelas sedang berlangsung ketika penembakan dimulai. Sejumlah pejabat universitas dan personel keamanan sedang mengawal mahasiswa ke luar kampus, kata Haidari.
Pasukan keamanan memblokir jalan menuju kampus ketika keluarga yang panik berusaha mencari anak-anak mereka di universitas itu.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan yang sedang berlangsung itu. Taliban mengeluarkan pernyataan yang mengatakan mereka tidak terlibat.
Kekerasan tak henti-hentinya terjadi di Afghanistan bahkan ketika Taliban dan tim negosiasi yang ditunjuk pemerintah membahas perjanjian perdamaian untuk mengakhiri lebih dari empat dekade perang di negara itu. Pembicaraan di Qatar berjalan sangat lambat dan meskipun ada tuntutan berulang untuk meredakan kekerasan, kekacauan terus berlanjut.
Tahun lalu, sebuah bom di luar gerbang kampus menewaskan delapan orang. Pada 2016, sejumlah orang bersenjata menyerang American University di Kabul, menewaskan 13 orang.
Bulan lalu, kelompok ISIS mengirim seorang pengebom bunuh diri ke pusat pendidikan di kawasan Dasht-e-Barchi yang didominasi Syiah, menewaskan 24 siswa dan melukai lebih dari 100 lainnya. [ab/uh]