Tautan-tautan Akses

Terlibat Memerangi ISIS, Barat tidak Mau Terjebak dalam Konflik Lain di Irak


Para menlu negara Uni Eropa berbincang dalam pertemuan mereka di Brussels (15/8/2014). Dalam pertemuan itu mereka setuju untuk mempersenjatai kelompok yang memerangi ISIS di Irak.
Para menlu negara Uni Eropa berbincang dalam pertemuan mereka di Brussels (15/8/2014). Dalam pertemuan itu mereka setuju untuk mempersenjatai kelompok yang memerangi ISIS di Irak.

Uni Eropa menyetujui pengiriman senjata bagi kelompok yang memerangi ISIS di Irak, sementara AS mengatakan serangan udara telah membantu etnis minoritas. Tapi, negara-negara Barat bertekad tidak terjebak dalam konflik lain di Irak.

Para menteri luar negeri negara-negara Uni Eropa menyetujui pengiriman senjata bagi pasukan Peshmerga Kurdi yang memerangi militan ekstremis Negara Islam di Irak utara. Amerika mengatakan serangan udara terhadap posisi-posisi Negara Islam telah membantu upaya kemanusiaan bagi etnis minoritas yang berlindung di gunung Sinjar. Meskipun demikian, negara-negara barat bertekad untuk tidak terjebak dalam konflik lain di Irak.

Rekaman pemantauan dari pesawat Tornado Inggris hari Kamis, menunjukkan pengiriman bantuan di Irak utara. Peran Inggris masih terbatas hanya mendukung operasi bantuan kemanusiaan.

Tapi, dalam pertemuan darurat di Brussels hari Jumat, Menteri-Menteri Luar Negeri Eropa semuanya sepakat setiap negara Uni Eropa dapat mengirim senjata sendiri-sendiri kepada militer Kurdi yang melawan militan Negara Islam, yang juga dikenal sebagai ISIS. Prancis sudah mempersenjatai pasukan Kurdi. Jerman mengatakan akan melakukan apa yang disebutnya sebagai "langkah apa pun yang mungkin dilakukan sesuai hukum dan politik." Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond mengatakan Inggris kemungkinan akan mengirim senjata.

Kesimpulan Dewan Eropa hari ini akan menunjukkan komitmen negara-negara Eropa untuk melawan ancaman ISIS. Ancaman bagi peradaban, ancaman bagi wilayah tersebut, dan ancaman bagi kami di Eropa,” kata Philip Hammond.

Hanya Amerika yang melakukan serangan udara terhadap militan Negara Islam.

Amerika mengatakan serangan itu telah menyelamatkan puluhan ribu warga etnis minoritas Yazidi. Berbicara hari Kamis, Presiden AS Barack Obama mengatakan operasi itu akan dilanjutkan.

Kami akan melanjutkan serangan udara untuk melindungi warga dan fasilitas-fasilitas kami di Irak. Kami menambah bantuan militer kepada pasukan Irak dan Kurdi yang memerangi ISIS di garis depan,” kata Presiden Obama.

Beberapa anggota parlemen dan beberapa komandan militer senior Inggris telah menyerukan agar Inggris bergabung dengan serangan militer AS terhadap Negara Islam. Tapi Amerika dan Eropa berkeyakinan pasukan Kurdi dan Irak harus memimpin perang tersebut, kata Afzal Ashraf dari Royal United Services Institute di London.

Akan ada kerja sama intelijen, bahkan mungkin dukungan operasional tertentu bagi Peshmerga, dan mungkin bagi pasukan Irak, untuk melawan ISIS. Tetapi tidak akan ada misi untuk memberantas ISIS, yang menurut saya masuk akal,” kata Afzal Ashraf.

Pasukan AS terakhir kali meninggalkan Irak akhir tahun 2011, hampir sembilan tahun setelah invasi menggulingkan Saddam Hussein. Amerika mengatakan tidak berniat mengirim kembali pasukan tempur.

Negara-negara Barat berharap solusi politik segera tercapai setelah Nouri al-Maliki – yang dianggap luas sebagai tokoh pemecah belah – mundur dari jabatan sebagai perdana menteri dan memberi dukungan kepada penggantinya, Haider al-Abadi.

Tugas Haider al-Abadi adalah membentuk pemerintahan persatuan baru yang dapat menyelamatkan Irak dari bencana.

XS
SM
MD
LG