Robert Bowers, sopir truk berusia 46 tahun yang dituduh menembak mati 11 orang Yahudi di sinagoga Pittsburgh, Senin (29/10), hadir pada sidang pertama di pengadilan.
Bowers dihadapkan kepada hakim AS dengan menggunakan kursi roda, beberapa jam setelah ia diperbolehkan keluar dari rumah sakit Pittsburgh. Bowers menjalani operasi setelah polisi menembak dan menangkapnya di sinagoga Tree of Life, Sabtu (27/10) pagi.
Hakim memerintahkan Bowers untuk ditahan tanpa jaminan dan menjadwalkan sidang berikutnya pada Kamis (1/11), ketika para jaksa akan mulai menyajikan bukti awal mereka terhadap Bowers, kata Jaksa Agung AS Scott Brady. Brady mengatakan kasus itu akan diserahkan kepada dewan juri dalam waktu 30 hari untuk kemungkinan dakwaan. Ia mengatakan para jaksa "bekerja untuk memastikan keadilan ditegakkan."
Pihak berwenang menuduh Bowers melakukan penyerangan tersebut karena benci terhadap orang Yahudi. Bower mengunggah pesan-pesan anti-Yahudi di internet serta meneriakkan "Semua orang Yahudi harus mati" ketika ia melepaskan tembakan.
Jaksa Agung AS Jeff Sessions dalam konferensi kebebasan beragama di Boston mengenai mengatakan "Ini bukan hanya serangan terhadap kepercayaan Yahudi. Ini adalah serangan terhadap semua yang memiliki kepercayaan. Ini adalah serangan terhadap nilai-nilai Amerika yang melindungi mereka yang berkeyakinan. Tidak akan dan tidak akan pernah ditolerir. Ini adalah ancaman langsung terhadap kita."
Bowers menghadapi 29 dakwaan federal, termasuk beberapa kejahatan federal berdasarkan kebencian. Ia bisa menghadapi hukuman mati jika dinyatakan bersalah.
Presiden Donald Trump dan ibu negara Melania Trump akan berkunjung ke Pittsburgh, Selasa (30/10), untuk menyampaikan belasungkawa atas serangan itu.
Sebagian pemimpin Yahudi di Pittsburgh sebelumnya mengatakan mereka tidak ingin Trump berkunjung kecuali ia mengecam nasionalisme kulit putih. Tapi juru bicara Trump, Sarah Sanders menepis keprihatinan para pemimpin Yahudi tersebut. Ia mengatakan presiden sering mengecam segala bentuk kefanatikan. [my]