Thailand dan Kamboja menyetujui gencatan senjata hari Sabtu setelah pertempuran di kawasan perbatasan yang dipersengketakan menewaskan sedikitnya seorang tentara. Gencatan senjata sementara nampaknya dicapai Sabtu sore setelah tentara Thailand dan Kamboja baku tembak di sepanjang perbatasan.
Selain gencatan senjata, pejabat-pejabat militer sepakat untuk tidak memperkuat pasukan mereka di dekat kuil Vihara Preah. Mereka mengatakan, akan berupaya melakukan kordinasi lebih baik untuk mencegah bentrokan lebih lanjut di sepanjang perbatasan sengketa itu.
Para pejabat militer kedua negara saling tuding mengenai pecahnya pertempuran itu, yang pertama di kawasan itu yang menimbulkan korban jiwa dalam tahun ini.
Juru bicara pemerintah Thailand Panitan Wattanayagorn mengatakan militer punya aturan-aturan khusus untuk bertindak yang juga telah diberitahukan kepada Kamboja.
Panitan mengatakan, “Kami memerintahkan militer agar membalas hanya apabila diserang. Perdana Menteri Vejjajiva meminta para pejabat di Kementerian Luar Negeri untuk menyampaikan hal ini secara jelas kepada Kamboja. Perdana Menteri Vejjajiva juga berharap kami dapat terus bekerjasama dengan Kamboja dalam mencapai penyelesaian damai. Hanya kami menyesali jatuhnya korban jiwa dari kedua pihak.”
Pertempuran pecah Jumat sore dekat Vihara Preah yang telah berumur 900 tahun di wilayah yang dipersengketakan dekat perbatasan Thailand-Kamboja.Pertempuran itu adalah gejolak terakhir antara kedua negara yang bertetangga itu atas wilayah yang dipersengketakan dan siapa yang berkuasa atas kuil Hindu kuno itu.
Baik Kamboja maupun Thailand mengklaim kuil itu. Mahkamah Internasional tahun 1962 memutuskan kuil itu milik Kamboja, yang juga berhasil menyatakannya sebagai situs Warisan Dunia tahun 2008. Tetapi perbatasan pasti dekat kuil itu tidak pernah terselesaikan, sehingga mengakibatkan bentrokan-bentrokan kecil.
Ketegangan meningkat dalam beberapa hari terakhir karena demonstrasi yang diadakan kelompok nasionalis Thailand yang berpengaruh yang menuntut Perdana Menteri Vejjajiva bersikap lebih tegas dalam sengketa perbatasan itu.
Para pengamat politik mengatakan bentrokan-bentrokan itu menandai kemunduran dalam upaya memajukan keamanan yang lebih luas dan dalam masyarakat ASEAN yang terdiri dari 10 negara. Baik Thailand maupun Kamboja adalah anggota ASEAN.
Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan menyatakan keprihatinan mendalam atas konflik itu, menghimbau diakhirinya tindak kekerasan dan kembali ke perundingan. Surin mengatakan kedua pihak nampaknya terbuka bagi upaya mediasi oleh ASEAN.