Tiga perusahaan penerbangan AS menyepakati tuntutan China untuk mengubah bagaimana mereka menyebut Taiwan dalam situs-situs internet mereka menjelang tengat waktu, Rabu (25/7), yang ditetapkan Beijing.
American Airlines, Delta Airlines dan United Airlines mencabut nama Taiwan dari daftar tujuan penerbangan, dan menggantinya dengan Taipei, ibukota pulau itu.
Badan Pengawas Penerbangan Sipil China telah mengirim puluhan surat ke maskapai-maskapai internasional, April lalu, yang menuntut agar mengubah penyebutan “Taiwan” menjadi “Taiwan, China”, untuk menunjukkan bahwa pulau yang memerintah sendiri itu adalah bagian dari China. Puluhan maskapai, termasuk Qantas Airlines, British Airways dan Air Canada telah memenuhi tuntutan itu.
"Seperti perusahaan-peerusahaan penerbangan lain, American Airlines melakukan perubahan untuk memenuhi permintaan China,” kata juru bicara American Airlines, Shannon Gilson dalam sebuah pernyataan tertulis. “Perjalanan udara adalah bisnis dunia, dan kita harus mematuhi peraturan negara-negara di mana kita beroperasi.”
Asosiasi Transportasi Udara Internasioanl (IATA) meramalkan tahun lalu, China akan melampaui AS sebagai pasar penerbangan paling diminati menjelang tahun 2020.
Taiwan memisahkan diri dari China di tengah-tengah perang saudara pada tahun 1949, tetapi Beijing terus mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang, Selasa (24/7) mengatakan bahwa China berharap pemerintah Amerika akan mendesak para pengusaha untuk mengikuti ketentuan China itu. Ia tidak merinci bagaimana China akan menghukum maskapai yang membangkang, dengan hanya mengatakan maskapai bersangkutan akan mengetahui apa yang akan terjadi. [ab/uh]