Tiga polisi tewas dalam ledakan bom di kantor polisi di Kolombia, pada Jumat malam (22/11). Ledakan bom itu terjadi setelah ribuan orang kembali menggelar demo dan penjarahan sporadis terjadi di berbagai tempat di ibu kota Bogota.
Sebuah sumber kepolisian mengatakan kepada Reuters bahwa sepuluh perwira juga mengalami cedera akibat ledakan yang terjadi di kota Santander de Quilichao. Kota itu dikenal sebagai sarang perdagangan narkoba dan kekerasan. Sumber itu tidak mengaitkan pemboman itu dengan kelompok bersenjata tertentu.
Tiga orang terbunuh pada Kamis (21/11) ketika lebih dari 250 ribu berdemonstrasi dalam pemogokan nasional. Aksi mogok itu dilakukan untuk menyatakan ketidakpuasan yang meningkat terhadap pemerintahan Presiden Ivan Duque.
Salah satu ketidakpuasan mereka adalah Mereka mengeluhkan masalah ekonomi. Presiden telah menyangkal dan marah pada tuduhan demonstran yang mengatakan kurangnya tindakan pemerintah untuk menghentikan korupsi dan pembunuhan aktivis hak asasi manusia.
Ribuan orang berkumpul pada Jumat sore di Bolivar Plaza Bogota untuk Cacerolazo, ungkapan protes tradisional Amerika Latin.
"Kami di sini untuk terus memprotes pemerintah Duque," kata mahasiswa seni berusia 25 tahun, Katheryn Martinez.
"Ini adalah pemerintah yang tidak efisien yang membunuh anak-anak dan tidak mengakuinya," katanya, merujuk pada pemboman baru-baru ini yang ditujukan pada pemberontak yang menewaskan delapan remaja dan mendorong mantan menteri pertahanan untuk mundur.
Kerumunan orang tersebut tiba-tiba dibubarkan oleh gas air mata. Akibatmya mereka bersembunyi di gang-gang.
Beberapa supermarket di selatan kota dijarah pada Jumat (22/11), sementara para demonstran membakar barang-barang di jalan dan memblokir jalan.
Beberapa orang memanfaatkan protes itu untuk "menabur kekacauan", kata Duque dalam pidato yang disiarkan televisi pada Jumat malam.
"Mulai minggu depan saya akan memulai dialog nasional yang akan memperkuat agenda kebijakan sosial saat ini," kata Duque.
Dia menambahkan bahwa dialog akan "memungkinkan kita untuk menutup kesenjangan sosial, memerangi korupsi secara lebih efektif dan membangun, di antara kita semua, perdamaian dengan legalitas."
Tiga kematian pada Kamis (21/11) di provinsi Valle del Cauca sedang diselidiki, Menteri Pertahanan Carlos Holmes Trujillo mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat.
Dia mengatakan pihak berwenang telah mengkonfirmasi dua kematian di Buenaventura dan satu di Candelaria, menambahkan bahwa sekelompok orang telah mencoba menjarah mal Viva Buenaventura.
"Sebagai hasil dari konfrontasi antara pengacau dan pasukan keamanan dan dalam peristiwa yang menjadi subjek penyelidikan oleh kantor jaksa agung, dua orang tewas," katanya.
Meskipun sebagian besar demonstran, Kamis (21/11), berpartisipasi secara damai, 98 orang ditangkap, sementara 122 warga sipil dan 151 anggota pasukan keamanan terluka, katanya.
Pihak berwenang melakukan 11 investigasi awal atas kesalahan pasukan keamanan. Protes itu terjadi bertepatan dengan demonstrasi di tempat lain di Amerika Latin, dari pawai anti-penghematan di Chili, hingga protes atas tuduhan perusakan suara di Bolivia yang membuat Presiden Evo Morales mengundurkan diri, dan memicu ketegangan di Ekuador dan krisis yang melanda Nikaragua. [ah/ft]