Federasi Palang Merah Internasional (IFRC) mengatakan gelombang panas yang berlangsung sekarang ini di Korea Utara menjadi ancaman serius terhadap berbagai kelompok masyarakat yang rentan dan terhadap pasokan makanan di negara itu.
Tim tanggap darurat Palang Merah, yang dilengkapi dengan pompa air, membantu mengairi ladang-ladang yang terimbas oleh gelombang panas di Korea Utara. Selain itu, staf dan relawan Palang Merah telah melancarkan kampanye untuk meningkatkan kesadaran mengenai tanda-tanda, gejala-gejala dan perawatan penyakit akibat suhu panas.
Anak-anak dan lansia termasuk di antara kelompok yang paling rentan “kecuali ada tindakan darurat yang diambil,” sebut IFRC, Jumat (10/8).
Suhu di berbagai penjuru negara itu rata-rata mencapai 39 derajat Celsius. Hujan belum turun sejak awal Juli dan diperkirakan terus demikian hingga pertengahan Agustus. IFRC menyatakan kondisi kemarau tahun lalu menyebabkan penurunan 7,2 persen dalam produksi pangan, di negara yang sebagian besar populasinya bergantung pada bantuan makanan.
Joseph Muyambo, manajer program IFRC di Pyongyang mengatakan kondisi sekarang ini belum diklasifikasikan sebagai kemarau, tetapi padi, jagung dan palawija lainnya telah layu di ladang. Ia mengatakan hal tersebut berpotensi menimbulkan malapetaka bagi rakyat Korea Utara.
Bahkan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un tampak merasakan suhu panas tersebut. Media pemerintah Korea Utara menerbitkan foto Kim yang membuka baju hingga tinggal mengenakan kaos dalam sewaktu menginspeksi sebuah pabrik. [uh]
